INFONESIA.ME – Harga emas (XAU/USD) merasakan penurunan dan diperdagangkan di kisaran $2.630 pada Senin (2/11), sebab penguatan Dolar Amerika Serikat yang tajam. Hal ini dipicu oleh ancaman Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif 100% terhadap negara-negara BRICS jika mereka melanjutkan rencana merubah Dolar Amerika Serikat dengan nilai mata uang alternatif. Tetapi, meski demikian harga emas tertekan, analis Andy Nugraha dari Dupoin Indonesia menyampaikan bahwa potensi kenaikan masih ada, didorong oleh permintaan secure haven sebab ketegangan geopolitik global.

Menurut Nugraha, meski tekanan dari Dolar Amerika Serikat memberikan hambatan, indikator teknikal seperti Transferring Moderate memperlihatkan potensi bullish pada XAU/USD. “Emas dapat naik ke degree $2.665 jika penguatan Dolar Amerika Serikat mereda,” ujarnya. Tetapi, ia juga mengingatkan kemungkinan koreksi jika harga emas sepertinya tidak mampu menembus degree resistance terdekat, dengan goal penurunan di sekitar $2.622.

Penguatan Dolar Amerika Serikat didorong oleh pernyataan tegas Trump yang menentang inisiatif negara-negara BRICS untuk mengembangkan nilai mata uang baru yang bisa menggantikan Dolar. Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat sepertinya tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi dan menginginkan komitmen dari negara-negara BRICS untuk sepertinya tidak mengorbitkan nilai mata uang alternatif. Hal ini menambah ketidakpastian di pasar global dan memberi dorongan positif bagi Dolar Amerika Serikat, yang berimbas pada penurunan harga emas yang dihargai dalam Dolar.

Meski begitu, ketegangan yang ditimbulkan oleh ancaman perang dagang antara Amerika Serikat dan negara-negara BRICS turut memberi dorongan untuk permintaan emas sebagai aset secure haven. Negara-negara seperti Tiongkok dan India juga dikabarkan telah memperbesar cadangan emas mereka, kemungkinan sebagai langkah untuk mempersiapkan peluncuran nilai mata uang berbasis emas. Secara keseluruhan, meski demikian harga emas dipengaruhi oleh faktor elementary dan teknikal yang berlawanan, potensi kenaikan harga tetap ada.

Sumber : VRITIMES



Source link