Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya
permintaan akan perumahan yang terjangkau. Kesenjangan ekonomi, upah yang
stagnan, dan tingginya biaya hidup telah menyulitkan banyak individu dan
keluarga untuk mendapatkan perumahan yang layak. Pandemi COVID-19 semakin
memperburuk permasalahan ini, dengan banyak orang kehilangan pekerjaan atau
berkurangnya pendapatan, sehingga meningkatkan kebutuhan akan pilihan hidup
yang lebih terjangkau. Selain itu, generasi muda, khususnya milenial dan Gen Z,
memasuki pasar perumahan dengan kendala dan preferensi keuangan yang
berbeda-beda, dan seringkali mencari perumahan dengan harga terjangkau yang
menawarkan nilai uang.

Menanggapi meningkatnya permintaan ini, investor dan
pengembang semakin fokus pada properti kelas menengah. Properti ini memberikan
keseimbangan antara biaya dan kualitas, menawarkan fasilitas penting tanpa
label harga mewah. Investasi pada proyek perumahan kelas menengah dipandang
sebagai solusi berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan segmen populasi yang
lebih luas. Proyek-proyek ini seringkali mendapat dukungan melalui insentif
pemerintah, keringanan pajak, dan subsidi, sehingga menjadikannya menarik bagi
pengembang. Pemerintah dan lembaga keuangan juga menjajaki model pembiayaan
inovatif untuk membuat kepemilikan rumah lebih mudah diakses, seperti skema
kepemilikan bersama, uang muka yang lebih rendah, dan hipotek jangka panjang.

Pergeseran ke arah properti kelas menengah juga mencerminkan
tren sosio-ekonomi yang lebih luas. Ada peningkatan preferensi terhadap ruang
hidup berorientasi komunitas yang dekat dengan tempat kerja, sekolah, dan
layanan penting. Para perencana kota semakin menekankan pembangunan serba guna
yang mengintegrasikan ruang perumahan, komersial, dan rekreasi, sehingga
mendorong komunitas yang lebih dinamis dan inklusif. Pendekatan ini tidak hanya
mengatasi kekurangan perumahan namun juga mendorong pembangunan perkotaan yang
berkelanjutan.

Selain itu, kemajuan teknologi dan metode konstruksi
inovatif memainkan peran penting dalam menjadikan perumahan terjangkau menjadi
lebih layak. Bangunan prefabrikasi, konstruksi modular, dan penggunaan material
ramah lingkungan dapat mengurangi biaya dan waktu konstruksi secara signifikan.
Teknologi ini memungkinkan pengembang untuk memproduksi unit rumah berkualitas
tinggi dengan lebih efisien dan dengan harga lebih rendah, sehingga mengatasi
krisis keterjangkauan.


Kesimpulannya, meningkatnya permintaan akan perumahan yang
terjangkau telah menyebabkan peningkatan besar dalam investasi properti kelas
menengah. Tren ini didorong oleh kombinasi tekanan ekonomi, perubahan
demografi, dan perubahan preferensi gaya hidup. Dengan berfokus pada perumahan
kelas menengah, pengembang dan pembuat kebijakan bertujuan untuk memberikan
akses yang lebih adil terhadap perumahan berkualitas, membina masyarakat yang
stabil dan berketahanan. Seiring dengan pertumbuhannya, sektor ini diperkirakan
akan memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan perumahan yang dihadapi
oleh banyak penduduk perkotaan dan pinggiran kota di seluruh dunia.


Sumber: vritimes