Pernahkah Anda memperhatikan bahwa meski demikian tangan Anda minim bergetar atau subjek bergerak minim saat mengambil foto, gambar yang dihasilkan tetap jernih dan stabil? Itu berkat teknologi stabilisasi gambar di ponsel pintar Anda. Anda mungkin saja pernah mendengar istilah seperti Optical Symbol Stabilization (OIS) atau Digital Symbol Stabilization (EIS). Tetapi, apa arti istilah-istilah ini? Dalam edisi MSP Defined minggu ini, kami akan mengupas konsep stabilisasi gambar ponsel pintar, jenis-jenisnya, dan cukup banyak lagi. Jadi, mari kita bahas lebih dalam.
Apa itu Stabilisasi Gambar?
Seperti namanya, stabilisasi gambar adalah teknik untuk menstabilkan sistem kamera. Teknik ini meminimalkan keburaman yang terjadi karena itu gerakan atau guncangan kecil saat memakai perangkat melalui mekanisme berbasis perangkat keras atau perangkat lunak.
Fitur ini sangat berguna saat mengambil foto dalam cahaya redup atau memakai fungsi zoom, karena itu membantu menjaga gambar tetap stabil dan jernih. Sementara, merek ponsel pintar memakai berbagai jenis stabilisasi gambar di perangkat mereka seperti OIS, EIS, dan lainnya. Jadi, mari kita bahas masing-masing secara mendetail:
Stabilisasi Gambar Optik (OIS)
Stabilisasi Gambar Optik (OIS) adalah sistem mekanis yang secara fisik menyesuaikan lensa atau sensor kamera untuk melawan gerakan. Hal ini dicapai dengan menggunakan penggunaan sensor giroskopik yang mendeteksi gerakan dan menggeser lensa sesuai gerakan.
Ini adalah salah satu sistem stabilisasi gambar ponsel pintar paling populer di luar sana. Mari kita coba memahami seluruh mekanisme ini dengan sebuah contoh:
Bayangkan Anda sedang mengambil foto bunga dalam cahaya redup. Saat Anda menekan tombol rana, tangan Anda minim bergetar, yang dikarenakan kamera bergerak. Tanpa OIS, gerakan ini akan ditangkap oleh sensor kamera, dengan begitu menghasilkan gambar yang buram.
Tetapi, dengan mengaktifkan OIS, sistem mendeteksi gerakan tangan memakai sensor giroskopik. Sistem kemudian mengaktifkan motor kecil yang menggeser lensa kamera atau sensor ke arah yang berlawanan dengan gerakan. Pergeseran ini mengimbangi gerakan kamera, dengan begitu gambar tetap fokus pada bunga.
Kelebihan
- Gambar yang lebih tajam
- Performa cahaya rendah yang lebih baik
Kontra
Stabilisasi Gambar Elektronik (EIS)
Sepertinya tidak seperti OIS, Digital Symbol Stabilization (EIS) mengandalkan algoritma perangkat lunak. Ia menganalisis video consistent with bingkai dan menyesuaikan gambar untuk mengimbangi gerakan. Meski demikian sepertinya tidak seefektif OIS dalam kondisi ekstrem, EIS tetap berguna dan bisa dikombinasikan dengan OIS untuk hasil yang lebih baik.
Meski demikian mekanisme ini terutama berguna untuk rekaman video, mekanisme ini juga bisa berguna saat mengambil foto dalam mode HDR atau malam, karena itu dalam mode tersebut, Anda harus segera menjaga tangan tetap stabil mencapai kamera menghentikan prosesnya. Mari kita coba memahami teknologi ini dengan sebuah contoh:
Bayangkan Anda sedang merekam video sambil berjalan di taman. Saat Anda bergerak, tangan Anda secara alami akan bergetar, yang dikarenakan video tampak goyang dan sepertinya tidak stabil. Tanpa EIS, kamera ponsel pintar akan menangkap bingkai video dan kemudian memakai algoritma untuk menganalisis rekaman tersebut. Kamera kemudian mengidentifikasi enviornment gerakan dan mengimbanginya dengan minim memotong tepi bingkai.
Hasilnya, subjek utama di bagian tengah tetap stabil. Tetapi, resolusi video bisa berkurang karena itu tepinya terpotong. Tetapi, perubahannya sepertinya tidak akan begitu terlihat bagi pengguna biasa.
Kelebihan
- Berbasis perangkat lunak
- Lebih terjangkau
Kontra
Stabilisasi Gambar Hibrida (HIS)
Seperti namanya, HIS menggabungkan kekuatan OIS dan EIS. Pendekatan hibrida ini menawarkan yang sangat bagus dari kedua dunia, memberikan stabilisasi yang terbaik dalam sebagian besar skenario pengambilan gambar. Melalui penyesuaian mekanis OIS, bersama dengan koreksi perangkat lunak EIS, HIS menawarkan solusi yang lebih komprehensif untuk stabilisasi.
Kelebihan
- Menggabungkan keunggulan OIS dan EIS
- Kualitas gambar keseluruhan lebih tinggi
Kontra
- Implementasi yang lebih kompleks
Stabilisasi Pergeseran Sensor
Anda pasti pernah mendengar bahwa iPhone menawarkan stabilisasi video sesuatu yang luar biasa. Hal itu terutama karena itu Apple memakai teknologi stabilisasi sensor-shift. Teknologi ini merupakan bentuk lanjutan dari OIS di mana sensor kamera bergerak untuk menangkal gerakan.
Mekanisme ini memungkinkan penyesuaian yang lebih halus daripada OIS tradisional, dengan begitu menghasilkan kejernihan dan stabilitas yang lebih baik. Apple pertama kali mempromosikan teknologi ini pada iPhone 12 Pro Max, dan kemudian digunakan pada varian lain seperti seri iPhone 13 dan 14.
Ponsel dengan OIS
Telepon | Harga |
Samsung Galaxy S24 Ultra | Rp 107.500 |
Motorola Razr 50 Ultra | Rp 94.999 |
OnePlus 12 | Rp 64.999 |
Realme 13 Pro Plus | Rp 32.999 |
Motorola Edge 50 Fusion | Rp 24.499 |
Samsung Galaxy M55 | Rp 19.999 |
OnePlus Nord CE 4 | Rp 24.999 |
Moto G85 | Rp 19.999 |
Vivo V30 | Rp 29.999 |
OPPO Reno 12 | Rp 32.999 |
OnePlus 12R | Rp 39.999 |
Kesimpulan
Nah, itu tadi pembahasan tentang stabilisasi gambar pada ponsel pintar. Sekarang, pertanyaannya adalah, jenis stabilisasi gambar mana yang tepat untuk Anda, dan apa saja yang perlu diperhatikan saat membeli ponsel pintar baru? Jangan khawatirkan; jawabannya cukup sederhana:
- Jika Anda tak henti-hentinya mengambil foto dalam cahaya redup atau merekam video sambil bergerak, pilih perangkat dengan OIS.
- Jika anggaran Anda terbatas dan menginginkan kemampuan merekam video yang lancar, ponsel dengan EIS akan sesuai untuk Anda.
- Untuk dapatkan yang sangat bagus dari kedua hal tersebut, pertimbangkan telepon dengan HIS.
Sumber: mysmartprice-com
Tinggalkan Balasan