BANGBARA.COM – Parkland Podomoro Karawang mengadakan talkshow bertema Dampak Ekonomi dan Pembangunan Pasca Operasional Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang pada 16 Januari 2025. Kehadiran Stasiun KCIC Karawang diprediksi akan meningkatkan minat hunian komersial di sekitarnya, termasuk Parkland Podomoro yang hanya berjarak 15 menit dari stasiun. CEO Rumah123, Wasudewan, menyebutkan bahwa median harga properti di Karawang mengalami kenaikan 13,9% pada kuartal terakhir, menjadikannya pusat konektivitas antara Jakarta dan Bandung.

Pemerintah daerah juga melihat dampak positif dari kawasan TOD (Transit Oriented Development) di sekitar stasiun. Kepala Bappeda Karawang, Inne, menyatakan bahwa kawasan ini akan memberikan efek berganda bagi sektor industri, pertanian, perdagangan, dan jasa. Sementara itu, General Manager KCIC, Devin Pranata, menambahkan bahwa kehadiran Whoosh akan menciptakan pertumbuhan ekonomi baru, terutama dalam sektor properti dan investasi lahan di Karawang.

CEO Rumah123 menyoroti tren kenaikan permintaan properti di wilayah yang telah lebih dulu dilalui Whoosh, seperti Halim, Padalarang, dan Tegalluar. Fenomena serupa diperkirakan akan terjadi di Karawang, terutama dengan pengembangan Agung Podomoro Land seluas 130 hektare yang berpotensi meningkatkan harga tanah lebih tinggi dibanding Jakarta. Dengan waktu tempuh hanya 15 menit ke Jakarta, kawasan ini menjadi pilihan investasi yang menarik.

Menurut Tedi Guswana, Regional Marketing Director Agung Podomoro Land, lonjakan permintaan properti di Parkland Podomoro Karawang dipengaruhi oleh lokasi strategis, minimnya pesaing dalam radius 100 hektare, dan kemudahan akses ke Stasiun KCIC. Pemkab Karawang kini tengah mengkaji integrasi moda transportasi guna mendukung konektivitas TOD, termasuk rencana penyediaan shuttle bus menuju kawasan hunian dan industri.

Sumber: VRITIMES



Source link