Mekarsari, Ngamprah|InfoNesia.me // 
Dalam upaya menjaga tumbuh kembang balita dan anak secara optimal, Pemerintah Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyelenggarakan kegiatan Rembuk Stunting pada Selasa, 29 Juli 2025, bertempat di Kantor Alun-Alun KBB Mekarsari.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Camat Ngamprah Agnes Virganty, Kepala Desa Mekarsari Krisno Hadi, Ketua BPD, para kader PKK, Posyandu, Karang Taruna, perwakilan RW dan RT, serta warga masyarakat yang didominasi oleh ibu-ibu.

Kehadiran para stakeholder ini menunjukkan sinergi dalam menyusun langkah strategis pencegahan dan penurunan angka stunting di wilayah Mekarsari.

Kepala Desa Krisno Hadi dalam sambutannya menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia yang unggul.

“Posyandu harus ditambah jumlahnya agar bisa menjangkau seluruh warga. Kami setuju dengan penguatan layanan Posyandu, termasuk dari segi gizi makanan. Jika asupan gizi anak baik, maka risiko stunting dapat dicegah,” tegasnya.

 

Krisno menambahkan bahwa saat ini di Desa Mekarsari tidak ditemukan kasus stunting baru. Namun, tercatat ada 20 anak yang mengalami kekurangan gizi dan berisiko stunting.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 11 anak telah ditangani oleh Puskesmas Kecamatan Ngamprah dan saat ini tersisa 9 anak yang masih dalam pemantauan intensif.

“Insyaallah, penanganan akan terus berlanjut hingga tahun 2026. Sebagai desa yang menjadi bagian dari pusat pemerintahan Kabupaten Bandung Barat, tentu menjadi kebanggaan bila kita bisa benar-benar bebas dari stunting,” jelasnya.

Salah satu warga Mekarsari yang hadir dalam acara ini menyampaikan harapannya kepada pemerintah agar terus aktif mensosialisasikan program-program kesehatan kepada masyarakat.

“Seringkali warga tidak tahu karena tidak ada informasi dari pihak pemerintah. Kalau disampaikan secara terbuka, pasti masyarakat juga akan lebih peduli,” ujarnya.

Sementara itu, Camat Ngamprah Agnes Virganty dalam wawancaranya menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Desa Mekarsari atas inisiatif dan kolaborasi yang kuat antar elemen masyarakat.

Menurutnya, acara ini merupakan evaluasi sekaligus perumusan strategi untuk tahun 2026 dalam menuntaskan kasus stunting.

“Kami hadir bersama kader PKK, Posyandu, Tim Pendamping Keluarga, penyuluh KB, serta tenaga kesehatan. Evaluasi tahun sebelumnya menunjukkan kemajuan signifikan, dan hari ini kita bahas strategi ke depan agar tidak ada lagi stunting baru di Mekarsari,” kata Agnes.

Ia menambahkan bahwa dari hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI), sekitar 30% intervensi dalam penurunan stunting bersifat spesifik (gizi langsung), dan 70% lainnya merupakan intervensi sensitif (fasilitas sanitasi, edukasi, dan layanan kesehatan dasar).

“Oleh karena itu, ke depan penguatan sarana seperti Posyandu, jamban sehat, dan fasilitas komunal lainnya akan menjadi fokus. Kami ingin menjadikan Mekarsari sebagai contoh nyata zero new stunting di Kabupaten Bandung Barat,” tegasnya.

Agnes juga menyampaikan bahwa capaian ini sejalan dengan visi Kabupaten Bandung Barat dalam mewujudkan generasi emas 2045 dengan dimulai dari wilayah bebas stunting.

 

Jurnalis  : An/Red

Editor     : InfoNesia. me