INFONESIA.ME|Bandung Barat //

Kepanikan kembali melanda wilayah Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Gelombang baru kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini menyebar cepat.

Setelah sehari sebelumnya menimpa puluhan siswa SMPN 1 Cisarua, kini giliran SMK Negeri 1 Cisarua dan beberapa sekolah dasar (SD) di sekitarnya ikut menjadi korban.

Berdasarkan pantauan lapangan pada Rabu, 15 Oktober 2025, sejumlah siswa SMKN 1 Cisarua mendadak mengalami mual, muntah, pusing, hingga kram setelah menyantap menu MBG di sekolah mereka pada hari sebelumnya, Selasa, 14 Oktober 2025.

Satu per satu siswa dilarikan ke Posko Darurat SMPN 1 Cisarua menggunakan ambulans yang terus hilir mudik, membawa korban baru dari berbagai sekolah.

Suasana posko tampak sibuk dan tegang suara sirine tak henti-henti terdengar, sementara para orang tua mulai berdatangan, panik mencari anak mereka yang menjadi korban.

Hingga Rabu siang, sekitar 20 siswa SMKN 1 Cisarua telah dilaporkan mengalami gejala keracunan. Tak berhenti di situ, 15 siswa SD di sekitar Cisarua juga ikut merasakan gejala serupa dan kini menjalani perawatan medis awal di posko yang sama.

Petugas menyebut jumlah korban kemungkinan masih akan bertambah karena laporan baru terus berdatangan dari pihak sekolah.

Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB bersama BPBD dan Pemkab Bandung Barat bergerak cepat dengan membuka penanganan darurat di lokasi.

Para petugas kesehatan bekerja siang malam, sementara tim investigasi tengah menelusuri dugaan penyebab utama dari menu MBG yang dikonsumsi para siswa.

Dugaan sementara mengarah pada menu ayam yang disajikan dalam program MBG, diduga tidak layak konsumsi sama seperti kasus di SMPN 1 Cisarua sehari sebelumnya.

Salah satu korban, Tasya Salwa Solehah, siswi kelas 10 SMKN 1 Cisarua, menuturkan pengalaman mencekamnya.

“Saya cuma makan ayamnya aja. Setelah pulang sekolah, perut mulai sakit, mual, pusing, terus tangan kram,” ujar Tasya saat ditemui di posko darurat.

Menurutnya, sayur masih terlihat segar, namun potongan ayam justru terasa aneh.

“Saya kira itu kecap, tapi pas dimakan kayak berlendir gitu. Rasanya beda. Saya pikir cuma minyak, tapi malamnya langsung sakit dan paginya makin parah,” ungkapnya dengan wajah pucat.

Kini masyarakat Cisarua berharap Pemkab Bandung Barat segera mengambil langkah tegas, agar insiden serupa tak kembali terulang.
Tragedi ini menjadi peringatan keras bahwa program bergizi tidak boleh menjadi malapetaka massal bagi generasi muda.

 

Jurnalis.    : An/Red

Editor.       : InfoNesia.me