CIMAHI|INFONESIA.ME // Dalam semangat pelestarian budaya lokal dan penguatan karakter generasi muda, Pemerintah Kota Cimahi menggelar Festival Kreasi Budak Motekar 2025 pada Minggu, 27 Juli 2025, bertempat di Pendopo DPRD Kota Cimahi.
Acara berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 21.00 WIB dan diikuti oleh lebih dari 500 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari sekolah, sanggar seni, hingga komunitas budaya.
Acara ini menjadi simbol kolaborasi kreatif lintas elemen masyarakat, termasuk pemerintah, komunitas seni, tokoh budaya, dan masyarakat luas, tanpa menggunakan dana APBD.
Kegiatan didanai secara mandiri melalui partisipasi dan dukungan berbagai pihak yang peduli terhadap kebudayaan dan masa depan anak-anak Kota Cimahi.
Drs. Yus Rusnaya, yang bertindak sebagai host dalam Talkshow Budak Motekar, menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkaya dan mempertahankan budaya lokal.
“Festival ini adalah salah satu bentuk pengayaan budaya lokal yang sangat penting. Istilah Budak Motekar sendiri mengandung makna anak-anak yang inovatif, kreatif, dan mandiri dalam bahasa Sunda disebut ‘prok prek prak’. Harapannya, anak-anak dibekali pendidikan karakter sejak dini agar siap menghadapi masa depan dengan percaya diri dan kemampuan yang mumpuni,” ujarnya.
Festival ini menampilkan beragam pertunjukan seni dan budaya seperti:
1. Tari kreasi
2. Musik tradisional dan kontemporer
3. Kolaborasi angklung “Mandala Mandiri2”
4. Pencak silat
5. Kaulinan barudak (permainan tradisional)
6. Bajidoran Mekar Giri Harja 2
7. Penampilan dalang cilik Kanda Wilantara
8. Parade musik Motekar dari berbagai grup seperti The Pals, Nayaka, Stereo, Corvus, Siloka, dan lainnya
Tak hanya itu, dalam rangkaian acara juga diselenggarakan:
1. Talkshow Budak Motekar bersama tokoh inspiratif seperti Moel Umboh dan Ahmad Syafei
2. Edukasi menabung di Bank BJB bagi anak-anak
3. Pameran kerajinan tangan (handycraft)
4. Bazaar kuliner
5. Debus edukatif
Pesan moral kuat disampaikan kepada generasi muda bahwa menjadi “Budak Motekar” tidak hanya soal kreativitas seni, tetapi juga kesiapan mental, kemandirian ekonomi, dan kepekaan terhadap nilai-nilai lokal.
Dalam sesi edukasi menabung misalnya, anak-anak diajak memahami pentingnya menyisihkan uang sejak dini. “Teu kudu loba, tapi kudu biasa” tidak harus banyak, yang penting membiasakan diri, ujar Yus Rusnaya dalam nuansa bahasa Sunda yang kental.
Wali Kota Cimahi Letkol (Purn) Ngatiyana dan Wakil Wali Kota Achmad Zulkarnain (Adhitya Yudhistira) turut hadir dalam pembukaan festival, bersama Ketua DPRD Cimahi Wahyu Widiyatmoko, SH.
Kehadiran para pejabat ini menegaskan dukungan penuh terhadap upaya pelestarian budaya dan pendidikan karakter anak melalui cara-cara yang menyenangkan dan bermakna.
Semoga Festival Kreasi Budak Motekar menjadi tradisi tahunan yang tak hanya menghibur, tapi juga menanamkan nilai penting tentang jati diri, tanggung jawab, dan semangat berkarya sejak dini.
Jurnalis : An/Red
Editor : InfoNesia. me
Tinggalkan Balasan