Bandung Barat, Info-Nesia.me // Job fair Kabupaten Bandung Barat (KBB) tersedia 8.500 lowongan pekerjaan bakal yang dilaksanakan di Wisma Shalom Jl Kolonel Masturi pada tanggal 27-28 Mei 2024.

Kegiatan yang bakal dibuka langsung Pj Bupati Bandung Barat, Arsan Latif rencananya juga bakal dihadiri oleh Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah.

Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) KBB, Dewi Andani mengatakan, kegiatan tersebut Pemkab Bandung Barat menggandeng Kementerian Tenaga Kerja yang akan diisi oleh 75 perusahan dengan ketersediaan 8500 lowongan pekerjaan dalam dan luar negeri. “Kita upayakan agar Bu Menteri bisa hadir,” kata Dewi kepada awak media, Rabu 15 Mei 2024.

Energy tersebut dimanfaatkan Disnkertrans KBB, bertepatan dengan kelulusan siswa/i SMA dan SMK yang tengah mencari lowongan pekerjaan.

“Kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin karena ada 8.500 lowongan pekerjaan dalam dan luar negeri,” ungkapnya.

Bagi warga Bandung Barat dan Bandung Raya setidaknya, sebut Dewi, akan mendapatkan peluang kerja seluas-luasnya sebagai upaya juga mengurangi jumlah angka pengangguran. “Harapan kami bisa menyerap 80% tenaga kerja dengan kegiatan ini,” tuturnya.

atOptions = { 'key' : '22361bada66794b74bc520991471b0fe', 'format' : 'iframe', 'height' : 250, 'width' : 300, 'params' : {} };

Peluang kesempatan ke luar negeri pun terbuka lebar. Bagi peminat bisa bekerja ke Jepang, dan Korea Selatan melalui program G to G pemerintah Indonesia dengan pemerintah Korea Selatan terkait Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea Selatan berhasil meningkatkan kepercayaan terhadap kualitas TKI dan juga memberi perlindungan bagi TKI.

“Dengan program pemerintah tersebut, kami menghantarkan putra-putri terbaik Indonesia dengan perlindungan ketenagakerjaan secara prosedural,” ungkap Dewi.

Pihaknya mengimbau, agar para pencari kerja ke luar negeri berangkat melalui program G to G, kendati di KBB masih banyak yang berangkat secara ilegal tidak prosedural. “Melalui program G to G tersebut yang kami terus sosialisasikan agar para pekerja bisa berangkat secara prosedural terlindungi hak-hak ketenagakerjaannya selama bekerja di luar negeri,” pungkasnya. ***

Anne