INFONESIA.ME – Menjelang Pemilu Amerika Serikat, pasar Bitcoin mulai memperlihatkan tanda-tanda tren bullish, diprediksi akan terus berlanjut sampai pengumuman hasil pemilu. Matthew Sigel, Kepala Riset Aset Virtual di VanEck, menyatakan situasi ini mirip dengan tahun 2020, ketika Bitcoin merasakan kenaikan signifikan pasca-pemilu. Cukup banyak investor yang mengharapkan kemenangan Donald Trump akan memperkuat posisi Amerika Serikat sebagai pusat kripto global, dengan begitu memicu sentimen positif di pasar.
Selain faktor politik, kenaikan harga Bitcoin juga didukung oleh inflasi global yang tinggi. Paul Tudor Jones, seorang manajer hedge fund terkemuka, menyoroti bahwa aset seperti Bitcoin dan emas menjadi pilihan menarik dalam perjalanan inflasi yang tak terkendali, mengingat perannya sebagai store of worth. Aset virtual ini dianggap mampu melindungi nilai dalam perjalanan ketidakpastian ekonomi, semakin memperkuat narasi bullish bagi Bitcoin di masa depan.
Prediksi harga Bitcoin jangka panjang juga membuat perhatian, dengan Sigel memperkirakan BTC dapat hingga $3 juta in keeping with koin pada tahun 2050. Prediksi ini didasari asumsi bahwa Bitcoin berpotensi menjadi aset cadangan global bagi financial institution sentral dan digunakan dalam perdagangan internasional. Jika financial institution sentral mengalokasikan 2% dari cadangannya untuk Bitcoin, harga setinggi itu mungkin saja saja tercapai.
Didukung oleh kombinasi faktor politik, inflasi, dan minat institusional, Bitcoin mempunyai peluang besar untuk melanjutkan tren bullish jangka panjang. Analis yakin bahwa aset ini akan terus menarik minat sebagai lindung nilai dan alat pembayaran. Bagi yang ingin memulai investasi Bitcoin, platform seperti Bittime, yang terdaftar di Bappebti dan Kementerian Komunikasi & Informatika, menyediakan sarana investasi aman untuk mengakses peluang di pasar kripto.
Sumber: VRITIMES

ย