Tarif Trump Guncang Pasar Kripto Global, CEO Bittime Beri Tanggapan

Jakarta, 9 April 2025 – Ketegangan kondisi ekonomi global kembali memanas setelah Presiden AS, Donald Trump, memperkenalkan kebijakan tarif impor baru terhadap mitra dagang AS, termasuk Indonesia.

Kebijakan ini memicu kekhawatiran resesi global dan sepertinya tidak hanya mengguncang pasar saham, namun juga memberikan tekanan terhadap pasar aset virtual seperti aset kripto. Di mana, dalam kurun waktu 24 jam, harga aset Bitcoin (BTC) merosot tajam lebih dari 7% dari sekitar USD 82.300 ke kisaran USD 74.500.

Tekanan harga juga berdampak pada aset kripto lainnya seperti Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan XRP yang terkoreksi masing-masing 17,2%, 16%, dan 15,8%. Ali Martinez, analis kripto memberikan catatan terbentuknya pola “demise go” pada grafik harian Bitcoin yang mengindikasi potensi koreksi harga lebih lanjut.

Mempengaruhi dari gejolak kebijakan ekonomi global tentu turut dirasakan oleh investor aset kripto di Indonesia. Karena, dengan kondisi tersebut, para investor cenderung untuk lebih berhati-hati dalam berinvestasi.

Menanggapi hal ini, CEO Bittime, Ryan Lymn, mengungkapkan bahwa kondisi fluktuasi yang cukup tinggi pada aset kripto yang terjadi sementara, menjadi tantangan tersendiri bagi setiap pelaku industri.

member

“Dinamika pasar aset sementara menekankan peran tiap pelaku industri, terutama pedagang aset kripto untuk bersama memberikan edukasi, sekaligus bertindak cepat dalam membangun rasa aman bagi investor,” ungkap Ryan.

Terdapat beberapa alternatif yang bisa digunakan oleh para investor dalam menghadapi volatilitas pasar global, beberapa di antaranya adalah fitur staking dan metode investasi Greenback Value Averaging (DCA).

Lebih lanjut, Ryan menjelaskan, dengan fitur staking, para investor bisa mengunci aset pada periode waktu tertentu, dan menjaga nilai kepemilikan aset, sekaligus memperoleh keuntungan dari imbal hasil tahunan (APY) pasif.

Sedangkan, strategi DCA bisa menjadi pilihan yang lebih aman bagi investor pemula. Karena, investor bisa secara rutin membeli aset dalam jumlah yang tetap, guna mengurangi mempunyai pengaruh pada volatilitas pasar dan dapatkan harga rata-rata pembelian.

Dengan begitu, ketika kondisi pasar membaik, portofolio yang telah terbangun dari hasil akumulasi ini bisa berpotensi memberikan keuntungan yang lebih optimum.

Alternatifnya, sebagian masyarakat dengan toleransi risiko lebih tinggi, situasi ini dipandang sebagai peluang purchase on weak point, atau momen untuk membeli lebih dalam jumlah besar saat harga aset di bawah.

Tetapi, Ryan menekankan, perlu dimengerti bahwa setiap metode dan alternatif investasi yang dipilih bisa berbeda-beda, mengingat toleransi risiko, juga hasil riset dari masing-masing investor.

Dengan kemajuan teknologi dan regulasi yang semakin jelas, masyarakat Indonesia kini mempunyai kesempatan untuk menjelajahi dunia keuangan virtual dengan lebih yakin diri. 

Sebagai catatan, investasi aset kripto mengandung risiko tinggi. Hal ini, termasuk fluktuasi harga, kehilangan modal, risiko likuiditas, teknologi, dan regulasi yang menjadi tanggung jawab pribadi investor. Akibat itu, sangat penting untuk mengetahui ukuran toleransi risiko dan objektif dari setiap aset dan instrumen investasi yang dipilih.

Dalam hal ini, sebagai platform crypto replace Indonesia yang resmi, Bittime terus mengedukasi penggunanya dengan cara berbagai pendekatan, sebagai bentuk komitmennya untuk meningkatkan pemahaman sekaligus literasi masyarakat terkait industri aset kripto.


Sumber: vritimes