LEMBANG | INFONESIA.ME // Dalam upaya menekan volume sampah dan meningkatkan kesadaran lingkungan di masyarakat, Tim Penggerak PKK Kabupaten Bandung Barat bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KBB menggelar Workshop dan Sosialisasi Pengelolaan Persampahan bagi TP PKK Desa se-Kabupaten Bandung Barat, pada Selasa, 24 Juni 2025 bertempat di Hotel Panorama, Kecamatan Lembang.

Kegiatan ini diikuti oleh 200 peserta yang terdiri dari para ketua TP PKK desa, kader lingkungan, dan perwakilan masyarakat dari 165 desa di 16 kecamatan se-Kabupaten Bandung Barat.

Sosialisasi Pentingnya Pengelolaan Sampah Berbasis Rumah Tangga

Irfan Afrianto, SE., MM, selaku Pejabat Pengendali Dampak Lingkungan DLH KBB, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat peran TP PKK di desa dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dari sumbernya, yakni rumah tangga.

“TPA kita saat ini sudah dalam kondisi yang perlu perhatian. Oleh karena itu, pengelolaan sampah harus dimulai dari rumah tangga. Peran ibu-ibu TP PKK desa sebagai kepanjangan tangan DLH sangat penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat di tingkat RT dan RW,” ujar Irfan.

member

Ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga bagian dari implementasi Permen LH dan Undang-Undang Lingkungan Hidup, di mana pemerintah wajib memastikan adanya pemilahan sampah organik dan anorganik sejak dari sumbernya.

Hadirkan Narasumber Aktivis Lingkungan

Workshop ini menghadirkan narasumber di antaranya:

Eva Yohana, Aktivis Lingkungan

Indra Saguling, Praktisi Pengelolaan Sampah

Pokja Staf Ahli dan TP PKK Kabupaten Bandung Barat

Materi yang disampaikan meliputi teknik pemilahan sampah, pembuatan kompos, budidaya maggot, pengelolaan bank sampah, dan sirkular ekonomi berbasis lingkungan di kawasan permukiman.

Dorong Terbentuknya KSM dan Bank Sampah Desa

Lebih lanjut, Irfan berharap kegiatan ini dapat menghasilkan output nyata berupa terbentuknya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau Pokja Lingkungan di tingkat desa yang aktif dalam pengelolaan sampah, baik melalui bank sampah, budidaya maggot, maupun pengelolaan organik lainnya.

“Harapannya setelah workshop ini, minimal di tiap desa terbentuk pokja atau KSM lingkungan. Sehingga budaya memilah dan mengolah sampah bisa berjalan di masyarakat, bahkan mampu menciptakan nilai ekonomis dan mengurangi ketergantungan ke TPA,” tutup Irfan.

 

Jurnalis  : Red

Editor     : INFONESIA. ME