Bandung Barat|INFONESIA.ME // Dalam upaya memperkuat kerukunan dan memperkokoh persatuan di tengah masyarakat yang majemuk, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bandung Barat menggelar Sosialisasi Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) di Aula Kesbangpol KBB, lantai 2, Selasa (28/10/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat, tokoh agama, organisasi sosial, dan perwakilan etnis yang ada di wilayah Kabupaten Bandung Barat.

Kabid Kesbangpol Jaja: FPK Harus Jadi Motor Penggerak Nilai Kebhinekaan
Kepala Bidang Kesbangpol, Jaja, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antar elemen masyarakat dalam menjaga stabilitas sosial.
“Melalui sosialisasi ini, kami berharap seluruh peserta dapat memahami peran strategis FPK sebagai mitra pemerintah dalam menjaga stabilitas dan melakukan deteksi dini terhadap potensi konflik sosial. FPK juga harus menjadi motor penggerak dalam menghidupkan nilai Bhinneka Tunggal Ika, serta menjadi benteng dalam menghadapi isu-isu intoleransi, radikalisme, dan disintegrasi bangsa,” ujar Jaja.

Lebih lanjut, ia menyampaikan tiga pesan penting kepada para peserta sosialisasi:
1. Pertahankan komunikasi dan koordinasi antar elemen masyarakat untuk mencegah kesalahpahaman dan potensi konflik sejak dini.
2. Kuatkan edukasi kebangsaan kepada generasi muda agar semakin bangga dan memahami nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
3. Tingkatkan sensitivitas sosial dan empati, karena toleransi bukan hanya menerima perbedaan, tetapi juga merasakan kehadiran dan kebutuhan orang lain.
Dr. Eki Baihaki: Keragaman Harus Jadi Perekat, Bukan Pemisah
Sebagai narasumber, Dr. Eki Baihaki, M.Si, akademisi sekaligus perwakilan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Jawa Barat, menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa.

“Indonesia memiliki 1.340 etnis dan 718 bahasa. Artinya, perbedaan ini bukan untuk menjauhkan, tetapi justru menyatukan. Kuncinya adalah silaturahmi dan saling memahami. Kalau sudah saling mengenal, maka akan tumbuh kerjasama dan situasi menjadi kondusif,” ungkap Dr. Eki.
Ia juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah daerah dalam menjaga keberlangsungan program pembauran kebangsaan.
“Aktivitas sosial seperti FPK ini tidak akan berjalan optimal tanpa dukungan pendanaan. Di beberapa daerah lain sudah ada alokasi khusus untuk kegiatan FPK. Harapannya, di Bandung Barat juga bisa mendapat perhatian anggaran tahun depan,” tambahnya.
Kegiatan sosialisasi ini berlangsung penuh keakraban dan semangat kebangsaan. Para peserta sepakat bahwa menjaga keberagaman adalah tanggung jawab bersama demi terciptanya Bandung Barat yang harmonis, damai, dan berkeadaban.
Jurnalis. : An/Red
Editor. : InfoNesia.me





