INFONESIA.ME – Pada tanggal 20 Maret 2025, MAXY Academy mengadakan sebuah acara bertajuk “AI dalam Birokrasi: Meningkatkan Produktivitas dan Pelayanan Publik” yang membuat khusus penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam sektor publik. Acara ini berlangsung di Indonesia Workforce Have an effect on HUB, Jakarta Pusat, dan dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk pemimpin pemerintahan, akademisi, serta praktisi teknologi. Tujuan dari acara ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana AI bisa membantu memperbaiki tata kelola pemerintahan dan meningkatkan pelayanan publik.
Andy Febrico Bintoro, seorang pakar teknologi dan transformasi virtual, menjadi pembicara utama dalam acara ini. Ia menekankan bahwa AI bukan sekadar alat otomatisasi, melainkan sebuah solusi yang bisa mengganti secara mendalam cara kerja lembaga pemerintahan. Menurutnya, penerapan AI bisa mempercepat proses administratif, mengurangi birokrasi yang rumit, dan memberikan layanan publik yang lebih cepat dan akurat. AI bisa digunakan untuk pemrosesan information otomatis, sistem prediktif dalam pengambilan keputusan, serta pemanfaatan chatbot untuk meningkatkan kualitas layanan publik.
Transformasi virtual dalam pemerintahan semakin dirasa mendesak dan AI dianggap hal itu sebagai kunci untuk menyederhanakan prosedur administratif. Dengan mengadopsi teknologi ini, pemerintahan bisa lebih efisien, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Diskusi dalam acara ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta dalam mempercepat implementasi teknologi di sektor publik.
MAXY Academy memperlihatkan komitmennya dalam mendorong percepatan digitalisasi dengan menyelenggarakan berbagai pelatihan dan program edukasi. Dengan cara pendekatan berbasis pelatihan praktis, MAXY Academy bertujuan untuk membantu individu dan organisasi dalam beradaptasi dengan kemajuan teknologi, khususnya dalam bidang pemasaran, teknologi, dan desain. Acara ini mempertegas pentingnya digitalisasi dalam sektor publik dan memperlihatkan langkah nyata dalam transformasi birokrasi menuju generation virtual.
Sumber: VRITIMES
