Ekonomi Bisnis, INFONESIA.ME – PT Financial institution Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah mampu mencetak laba sebesar Rp 16,3 triliun hingga dengan Kuartal III-2024, dengan sistem digitalisasi yang menjadi salah satu motor penggerak kinerjanya.
Dengan prestasi tersebut, Ketua Komisi XI DPR RI Misbhakun memberikan apresiasi kepada BNI yang mampu menjaga momentum pertumbuhan kinerja yang positif dalam perjalanan tekanan ekonomi global dan regional sementara waktu.
Menurut Misbhakun, bahwa sistema digitalisasi adalah hal yang penting untuk dilakukan perbankan, utamanya financial institution milik negara untuk bisa mempermudah akses masyarakat terhadap layanan keuangan.
“Ini adalah bukti bahwa inisiatif digitalisasi yang digalakkan BNI mampu berkontribusi positif bukan hanya untuk kinerja perusahaan namun juga bagi masyarakat dengan kemudahan akses ke layanan keuangan,” katanya saat ditemui di Jakarta.
PT Financial institution Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mampu mencetak laba sebesar Rp 16,3 triliun mencapai Kuartal III-2024. (Dok. BNI)
Benar saja, pada tahun 2024 ini pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI terutama berasal dari pertumbuhan tabungan ritel, sejalan dengan program transformasi struktur pendanaan.
Hal ini berdampak pada perbaikan Value of Fund (CoF) BNI yang tercermin pada rasio Internet Pastime Margin (NIM) mencapai kuartal III-2024.
Pertumbuhan ini didukung oleh program terstruktur perusahaan, termasuk digitalisasi aplikasi cellular paling kekinian, wondr via BNI serta transformasi jaringan cabang yang mengkhususkan diri dalam sales tradition.
Adapun jumlah pengguna layanan BNI Cellular Banking dan juga wondr via BNI, meningkat 14,8% YoY menjadi 17,9 juta pengguna.
Transaksi virtual banking juga tumbuh signifikan, sampai 1,04 miliar transaksi atau naik 40,9%, sehingga nilai transaksi yang meningkat 26,2% YoY menjadi Rp1.104 triliun.
Pihaknya juga memandang, BNI sepertinya tidak hanya fokus pada perbaikan kinerja namun juga konsisten pada time table keberlanjutan yang dapat memberi mempunyai pengaruh pada jangka panjang pada perekonomian nasional.
“Portofolio hijau yang sampai Rp188 triliun, atau sekitar 26% dari overall portofolio kredit BNI jadi bukti komitmen BNI dalam pembiayaan yang bertanggung jawab untuk aktivitas bisnis berkelanjutan,” ungkap Misbakhun.
Dalam paparan kinerja BNI sebelumnya tercatat, hingga September 2024, penyaluran kredit hijau BNI telah meliputi berbagai sektor, termasuk juga dengan energi baru terbarukan (EBT) seperti pembangkit listrik tenaga air, tenaga surya, dan biogas, dengan overall pembiayaan sampai Rp10,2 triliun.
Selain itu juga, pembiayaan untuk sektor penanggulangan polusi udara sebesar Rp3,4 triliun, dan pengelolaan sumber daya alam serta penggunaan lahan yang berkelanjutan sebesar Rp31,9 triliun.