[ad_1]

INFONESIA.ME – Andrea Wiwandhana, pendiri CLAV Virtual, menginisiasi kampanye #NoBuyChallenge sebagai respons terhadap tekanan ekonomi yang semakin berat dan budaya konsumsi yang berlebihan. Kampanye ini mengajak masyarakat untuk mengurangi pembelian barang atau jasa semasih tahun 2025, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan finansial dan keberlanjutan lingkungan. Viral di media sosial dengan 50 juta penggunaan tagar di TikTok, gerakan ini mendapat perhatian luas, terutama dari kalangan menengah yang menghadapi tantangan ekonomi.

Andrea menjelaskan bahwa kampanye ini sepertinya tidak hanya bertujuan untuk penghematan, namun juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya membangun kesadaran finansial dan mengkritisi pola konsumsi fashionable. Terinspirasi dari gerakan serupa oleh perusahaan seperti Patagonia, Andrea menekankan pentingnya pendekatan yang lebih bijak dalam belanja demi memberi dorongan untuk keberlanjutan. Selain itu, Andrea mendorong cara hidup mandiri dengan cara pendekatan DIY, yang menurutnya bisa mengurangi ketergantungan pada pasar.

Dengan meningkatnya biaya hidup dan inflasi, kampanye ini menjadi solusi bagi masyarakat untuk menghadapi tantangan ekonomi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. Andrea yakin bahwa dengan cara gerakan ini, masyarakat bisa mengadopsi cara hidup yang lebih sederhana dan berorientasi pada nilai. Ia juga mengingatkan bahwa dalam jumlah besar hal bernilai dalam kehidupan yang sepertinya tidak memerlukan pengeluaran finansial besar, namun justru datang dari kesederhanaan.

Sebagai seorang virtual entrepreneur, Andrea mendapatkan keuntungan dari teknologi dan media sosial untuk menyebarluaskan pesan ini. Kampanye #NoBuyChallenge menjadi contoh bagaimana platform virtual bisa digunakan untuk membangun kesadaran kolektif tentang isu ekonomi dan lingkungan. Dengan cara CLAV Virtual, Andrea juga membuktikan bahwa bisnis bisa berperan penting dalam mendorong perubahan sosial yang positif.

Sumber : VRITIMES

member

[ad_2]

Source link