[ad_1]

INFONESIA.ME – Andrea Wiwandhana, pendiri CLAV Virtual, menjadikan pengalaman perceraian pada 2023 sebagai titik balik dalam hidupnya. Ketika informasi negatif tentang dirinya mendominasi hasil pencarian di Google, Andrea menemukan strategi untuk mengubah narasi tersebut dengan menggunakan konten positif. Upaya ini sepertinya tidak hanya berhasil membersihkan citra dirinya namun juga menginspirasi lahirnya layanan manajemen reputasi on-line yang kini menjadi fokus utama bisnis CLAV Virtual.

Andrea menekankan pentingnya non-public branding di generation virtual, di mana apa yang muncul di mesin pencari bisa mencerminkan diri seseorang di mata publik. Dengan menciptakan dan mengelola narasi virtual yang positif, ia membantu individu dan bisnis mengatur citra mereka secara strategis. Menurutnya, reputasi virtual adalah aset berharga yang bisa berdampak jangka panjang pada karier atau bisnis seseorang.

Dengan cara CLAV Virtual, Andrea menawarkan solusi berbasis pendekatan non-public untuk membantu klien menghadapi tantangan reputasi on-line. Layanan yang ditawarkan mencakup manajemen reputasi, pengelolaan search engine marketing, dan pengembangan strategi konten, yang dirancang untuk menyelaraskan citra virtual dengan visi klien. Andrea juga menyebut bahwa proses ini mempunyai tingkat kesulitan yang beragam tergantung pada kompleksitas kasus masing-masing.

Andrea yakin bahwa pengalaman hidup bisa diubah menjadi peluang berharga jika dikelola dengan baik. CLAV Virtual kini menjadi wadah untuk membantu lebih dalam jumlah besar orang membangun citra virtual yang positif, baik untuk kepentingan non-public maupun bisnis. Dengan visi yang kuat, ia mengharapkan semakin dalam jumlah besar orang bisa memahami dan mendapatkan manfaat dari kekuatan reputasi virtual untuk masa depan yang lebih baik.

Sumber : VRITIMES

member

[ad_2]

Source link