INFONESIA.ME – Ethereum adalah salah satu aset kripto terbesar di dunia, berada di peringkat kedua setelah Bitcoin dalam kapitalisasi pasar. Diluncurkan pada tahun 2015, Ethereum menjadi platform utama untuk pengembangan sensible contract dan aplikasi terdesentralisasi (DApp). Token asli Ethereum, Ether (ETH), digunakan untuk membayar biaya transaksi dan komputasi dalam ekosistemnya. Ethereum juga memberi dorongan untuk berbagai sektor seperti keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan token non-fungible (NFT), menjadikannya fondasi penting dalam industri blockchain.

Pergerakan harga Ethereum dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk adopsi teknologi, pembaruan jaringan, kondisi pasar kripto, regulasi pemerintah, dan persaingan dengan blockchain lain seperti Solana dan Cardano. Peningkatan signifikan terlihat setelah pembaruan besar seperti London Onerous Fork pada 2021 dan Ethereum Merge pada 2022, yang meningkatkan efisiensi dan menurunkan konsumsi energi mencapai 99%. Kondisi pasar global dan kebijakan moneter juga memengaruhi fluktuasi harga ETH.

Dalam sejarahnya, Ethereum merasakan lonjakan harga yang signifikan pada tahun 2017 dan hingga puncaknya pada November 2021 dengan nilai $4.786 in step with ETH. Tetapi, setelah itu harga merasakan penurunan karena ketidakstabilan pasar dan regulasi yang lebih ketat. Pengembangan berkelanjutan dengan cara Ethereum 2.0 dan solusi Layer 2 diharapkan bisa meningkatkan skalabilitas dan efisiensi jaringan, yang berpotensi mendorong harga ETH ke degree lebih tinggi di masa depan.

Dengan prospek yang menjanjikan, Ethereum terus menjadi pilihan utama bagi investor. Bagi yang tertarik memulai investasi di Ethereum, Bittime menawarkan platform yang aman dan cepat untuk membeli, menjual, dan menyimpan aset kripto. Palapa, dengan cara PT Global Karya Wisesa, turut mendorong adopsi teknologi blockchain di Indonesia dengan token Palapa (PLPA) yang telah terdaftar di Bappebti dan bisa diperdagangkan secara resmi.

Sumber : VRITIMES

member



Source link