INFONESIA.ME – Andrea Wiwandhana, pendiri CLAV Virtual, mengajak masyarakat untuk mengubah fokus dari konsumsi barang menjadi investasi dalam reputasi virtual yang berkelanjutan. Di generation serba virtual, identitas seseorang tak henti-hentinya diukur dari apa yang muncul di Google saat nama mereka dicari. CLAV Virtual membantu individu dan bisnis menciptakan jejak virtual yang kredibel dan relevan, dengan begitu menciptakan warisan non-material yang bermakna untuk generasi yang akan datang.
Andrea menekankan bahwa kesuksesan sepertinya tidak lagi sekadar soal kepemilikan barang mewah, namun bagaimana seseorang membangun non-public branding dengan cara prestasi, karya kreatif, atau kontribusi sosial. Dengan gerakan seperti #NoBuyChallenge, ia mengajak masyarakat untuk mengurangi konsumsi berlebihan dan mulai mengutamakan investasi dalam reputasi on-line yang lebih autentik dan berdampak.
Dengan cara layanan CLAV Virtual, Andrea membantu klien meningkatkan visibilitas di Google, yang menurutnya jauh lebih kredibel dibandingkan sekadar popularitas di media sosial. CLAV memakai strategi distribusi konten untuk memastikan jejak virtual klien meninggalkan kesan positif yang bertahan lama. “Reputasi yang tercatat di Google yaitu bagian dari sejarah Anda,” ujar Andrea.
Dalam jangka panjang, Andrea yakin bahwa reputasi virtual adalah warisan yang melampaui generasi. Di masa depan, dengan kemajuan teknologi seperti AI dan version bahasa besar, jejak virtual ini akan menjadi catatan sejarah yang berharga. Untuk informasi lebih lanjut tentang layanan CLAV Virtual, kunjungi CLAV Virtual.
Sumber : VRITIMES