INFONESIA.ME – Bitcoin, yang pertama kali diperkenalkan pada 2008, kini telah berkembang menjadi aset bernilai triliunan dolar. Tetapi, meski demikian popularitasnya terus meningkat, laporan terkini memperlihatkan bahwa hanya 4% dari populasi dunia yang mempunyai Bitcoin pada 2025. Beberapa faktor seperti kurangnya edukasi, infrastruktur virtual yang terbatas, dan volatilitas harga yang tinggi menjadi tantangan utama bagi adopsi Bitcoin secara global.

Di negara-negara maju, adopsi Bitcoin relatif lebih tinggi, seperti di Amerika Utara dengan sekitar 14% individu mempunyai Bitcoin. Sebaliknya, negara-negara berkembang, terutama di Afrika, masih menghadapi hambatan besar, seperti ketidakstabilan regulasi dan akses yang terbatas terhadap layanan keuangan virtual. Volatilitas harga Bitcoin juga membuat cukup banyak orang ragu untuk menggunakannya sebagai alat pembayaran.

Bitcoin masih berada di tahapan awal adopsi global, dengan perkiraan hanya sampai 3% dari potensi adopsi maksimumnya. Meski demikian mempunyai potensi besar, Bitcoin menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi, terutama di negara berkembang yang kekurangan infrastruktur virtual dan regulasi yang memberi dorongan untuk.

Untuk mendorong adopsi Bitcoin yang lebih luas, langkahnya seperti peningkatan edukasi finansial, pengembangan infrastruktur virtual, dan regulasi yang jelas sangat dibutuhkan. Jika tantangan ini bisa diatasi, Bitcoin berpotensi menjadi aset penting di masa depan, meski demikian sementara waktu masih terbatas pada segmen tertentu dari populasi global.

Sumber: VRITIMES

member



Source link