[ad_1]
INFONESIA.ME – Harga Bitcoin (BTC) terus melemah, diperdagangkan di bawah $95.000 atau sekitar Rp1,5 miliar pada Kamis (9/1). Penurunan lebih dari 5% pada sehari sebelum ini memicu gelombang likuidasi besar, dengan general hingga $694,11 juta dalam 24 jam terakhir. Berdasarkan laporan dari CoinGlass, sekitar $125 juta di antaranya berasal dari Bitcoin, memperlihatkan meningkatnya tekanan jual di pasar kripto. Information CryptoQuant juga mencatat Internet Taker Quantity di Binance menyentuh angka negatif tertinggi tahun ini, yakni -$325 juta, didorong oleh laporan ekonomi Amerika Serikat yang melemahkan sentimen pasar.
Tekanan pasar semakin terlihat dari rasio long-to-short Bitcoin yang turun ke 0,89, stage terendah dalam sebulan terakhir, mengindikasikan mayoritas dealer memprediksi penurunan harga lebih lanjut. Selain itu, arus masuk ETF Bitcoin merasakan penurunan tajam, hanya mencatat $52,40 juta pada Selasa, jauh di bawah $978,60 juta sehari sebelumnya. Menurut analis, kondisi ini memperlihatkan semakin banyaknya dealer yang berhati-hati menghadapi ketidakpastian global. Degree fortify teknikal seperti $92.493 menjadi perhatian utama akibat merupakan titik kritis untuk pergerakan harga selanjutnya.
Secara teknikal, indikator RSI harian Bitcoin berada di stage 47, di bawah titik netral 50, yang mengonfirmasi tekanan bearish masih mendominasi. Jika BTC terus melemah, harga diprediksi akan menguji stage fortify $92.493 atau bahkan lebih rendah menuju $90.742. Meskipun, peluang untuk sembuh tetap ada, terutama jika BTC berhasil menembus stage psikologis $100.000. Hal ini bisa membuka peluang untuk menguji kembali rekor harga tertinggi sebelumnya di $108.353, meski demikian dalam jumlah besar bergantung pada kondisi pasar global dan kebijakan moneter Federal Reserve.
Dalam perjalanan situasi ini, pelaku pasar diingatkan untuk tetap mencermati indikator ekonomi kunci seperti knowledge pasar tenaga kerja Amerika Serikat dan imbal hasil Treasury yang mencerminkan ekspektasi suku bunga. Kebijakan moneter yang lebih ketat bisa semakin menekan BTC, untuk saat ini pelemahan pasar tenaga kerja dan pertumbuhan upah yang melambat bisa membantu pemulihan harga. Selain itu, inisiatif strategis seperti cadangan Bitcoin global juga diperkirakan akan memengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan.
Sumber: VRITIMES

[ad_2]
Source link