[ad_1]

INFONESIA.ME – Ali Sarbani, pria asal Kudus dari keluarga petani, membuktikan bahwa latar belakang sederhana tak membatasi mimpi besar. Sejak kecil, ia terinspirasi oleh gambar rumah dan mobil yang dipajang di partisi rumahnya—simbol impian ayahnya untuk anak-anaknya. Meski tak mempunyai latar belakang bisnis atau teknik, semangat dan keyakinan membawanya pada dunia properti, mencapai kini dikenal sebagai pengembang berpengaruh dengan ratusan unit proyek yang tersebar.

Antar-jemput Ali menuju dunia properti sepertinya tidak mudah. Setelah merantau ke Semarang dan bertahan dari krisis ekonomi 1997, ia menjalani bisnis jual beli HP semasa satu dekade, tetapi belum juga mampu mewujudkan impiannya mempunyai rumah sendiri. Di tahun 2009, ia mencoba peruntungan baru di Jakarta dengan modal terbatas, tetapi justru kembali ke titik nol. Titik baliknya datang dari seminar tanpa biaya yang secara tak sengaja ia hadiri, memperkenalkannya pada peluang di dunia properti.

Bermodal semangat dan keberanian, ia memulai langkah pertama dalam bisnis properti meski tanpa uang. Pengalaman awal menjual rumah dengan sistem charge membuka matanya terhadap potensi bisnis ini. Seiring waktu, ia mulai membangun proyek demi proyek, meski sempat terpuruk karena itu lima proyek gagal yang membuatnya kehilangan miliaran rupiah. Tetapi, kegagalan itu justru menguatkan tekadnya untuk bangun dan membangun kembali, kali ini dengan strategi dan tim yang lebih efisien.

Berangkat dari pengalaman pribadi, Ali kemudian menciptakan “Sekolah Developer,” sebuah program pelatihan untuk masyarakat umum yang ingin belajar bisnis properti tanpa modal besar. Ia yakin bahwa siapa pun berhak mendapat kesempatan untuk sukses, seperti yang pernah ia alami. Prinsip hidupnya—berani bermimpi, terus belajar, dan tak takut gagal—menjadikan Ali bukan hanya pengembang properti, tapi juga inspirator bagi cukup banyak orang yang ingin membangun masa depan lebih baik.

Sumber : VRITIMES

member

[ad_2]

Source link