INFONESIA.ME | Bandung Barat // Upaya menekan angka stunting di Kabupaten Bandung Barat kini memasuki babak baru. Pemerintah melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) tengah melakukan langkah strategis dengan membentuk tim verifikasi desa berprestasi dalam penanganan stunting, sebagai bentuk apresiasi sekaligus penguatan terhadap kinerja pemerintah desa dalam menangani persoalan kesehatan yang memengaruhi masa depan generasi bangsa.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas DPMD Kabupaten Bandung Barat, Dudi Supriadi, saat ditemui di kantornya pada Selasa (14/10/2025). Dalam wawancaranya, Dudi menekankan bahwa keberhasilan penanganan stunting tidak bisa dilepaskan dari kinerja desa dan sinergi lintas sektor yang kuat antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat.

“Kami sedang membentuk tim verifikasi untuk melihat sejauh mana desa-desa di Bandung Barat berperan aktif menangani stunting. Ini bukan sekadar lomba, tetapi bentuk penghargaan bagi desa yang benar-benar bekerja nyata baik melalui kegiatan spesifik seperti pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan), maupun langkah sensitif seperti rapat lintas sektor dan edukasi masyarakat,” ujar Dudi.

Menurutnya, dari 16 kecamatan dan 165 desa yang diverifikasi, capaian penanganan stunting di lapangan cukup bervariasi. Namun, Dodi menilai secara umum tren perbaikan sudah terlihat.

Saat ini, angka stunting di Kabupaten Bandung Barat masih berada di kisaran 30 persen, tetapi dengan langkah-langkah kolaboratif yang terus diperkuat, ia optimistis angka tersebut akan turun signifikan di tahun-tahun mendatang.

member

“Kita harus punya semangat kompetitif. Masa Bandung Barat kalah dari Cianjur, yang wilayahnya lebih luas tapi penanganan stuntingnya bagus? Ini tantangan dan motivasi agar kita bekerja lebih keras lagi,” ujarnya sambil tersenyum.

Lebih lanjut, Dudi menjelaskan bahwa faktor gizi menjadi kunci utama dalam mencegah stunting. Namun demikian, ranah teknis terkait kekurangan gizi berada di bawah koordinasi Dinas Kesehatan, sementara DPMD berperan sebagai fasilitator dan penggerak koordinasi di tingkat pemerintahan desa.

“Kami di DPMD tidak langsung menangani kasus stunting, tetapi memastikan desa memiliki kelembagaan dan program yang kuat untuk mendukung upaya Dinas Kesehatan. Karena akar dari keberhasilan ini adalah sinergi,” tegasnya.

Ia menambahkan, penguatan kolaborasi antara bidan desa, puskesmas, posyandu, dan pemerintah desa menjadi strategi kunci yang harus terus dilakukan. Setiap unsur di lapangan, kata Dudi, memiliki peran vital dalam memutus rantai stunting sejak dini  mulai dari pendataan, sosialisasi gizi seimbang, hingga pendampingan ibu hamil dan balita.

“Kami ingin memastikan semua unsur ini bekerja bersama. Tidak boleh jalan sendiri-sendiri. Karena pencegahan stunting hanya akan berhasil jika semua stakeholder saling menguatkan,” ujarnya.

Dudi juga mengingatkan agar setiap desa tidak melupakan aspek pembiayaan, dengan tetap mengalokasikan anggaran dari Dana Desa (DD) atau sumber lain untuk mendukung program penanganan stunting.

Dukungan itu bisa berupa kegiatan peningkatan ketahanan pangan keluarga, pemberdayaan kader posyandu, hingga pelatihan bagi aparat desa terkait intervensi gizi dan kesehatan dasar.

Menurut Dudi, pendekatan berbasis desa ini menjadi penting karena desa merupakan garda terdepan pelayanan publik, tempat seluruh elemen masyarakat berinteraksi langsung dengan pemerintah.

“Kami yakin, dengan adanya penguatan kelembagaan desa dan sinergi lintas sektor, Bandung Barat bisa menurunkan angka stunting lebih cepat. Ini bukan hanya soal kesehatan, tapi tentang masa depan generasi kita,” tegasnya penuh keyakinan.

Di akhir wawancara, Dudi menyampaikan harapannya agar seluruh kepala desa di Kabupaten Bandung Barat semakin berkomitmen dalam mewujudkan desa tangguh stunting sebagai bagian dari cita-cita besar “Bandung Barat Bebas Stunting 2030”.

“Kita ingin melahirkan generasi Bandung Barat yang sehat, cerdas, dan produktif. Dengan kerja sama dan semangat gotong royong, saya yakin kita bisa,” pungkasnya.

 

Jurnalis.   : An/ Red

Editor.      : InfoNesia.me