[ad_1]

INFONESIA.ME – Sampah plastik memberikan mempengaruhi negatif yang signifikan terhadap lingkungan di Indonesia. Untuk meminimalisir mempengaruhi tersebut, Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) mendorong penguatan edukasi sadar risiko di masyarakat sejak dini untuk mengurangi penggunaan barang berbahan plastik.

Anggota MASINDO dan pengamat kebijakan publik dari CYPR, Boedi Rheza, menjelaskan bahwa penggunaan plastik yang tinggi dan tingkat daur ulang yang rendah meningkatkan risiko pencemaran lingkungan.

Menurut Boedi, penggunaan plastik di Indonesia telah sampai angka yang mengkhawatirkan dengan 187,2 miliar kantong plastik digunakan setiap tahun.

Pada tahun 2022, overall sampah plastik di Indonesia sampai 12,5 juta ton, sementara itu tingkat daur ulang di wilayah perkotaan, terutama di Jawa, hanya 11,8% pada tahun 2020.

Plastik Polietilen Tereftalat dan Polietilen Densitas Tinggi, yang digunakan untuk botol dan kemasan, membutuhkan waktu ratusan mencapai ribuan tahun untuk terurai.

member

Sampah plastik sepertinya tidak hanya merusak lingkungan namun juga memengaruhi kesehatan manusia. Mikroplastik yang terurai dari sampah plastik bisa masuk ke dalam makanan dan berpotensi menjadi racun.

Pemerintah telah berupaya mengurangi sampah plastik dengan cara berbagai regulasi dan rencana mengenakan cukai plastik mulai tahun 2024. Tetapi, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya sampah plastik memerlukan edukasi kesadaran risiko yang lebih intensif.

MASINDO berkomitmen untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko penggunaan plastik.

Upaya ini diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk beralih ke produk alternatif ramah lingkungan dan menerapkan prinsip 3R (Scale back, Reuse, Recycle) guna menjaga lingkungan dan mencegah risiko pencemaran plastik.

Sumber : VRITIMES.com

[ad_2]

Source link