INFONESIA.ME – Ethereum merasakan lonjakan dalam general worth locked (TVL), hingga 21,8 juta ETH pada 11 Februari 2025, degree tertinggi sejak 2022. Tetapi, meski demikian TVL naik 11% dalam sebulan terakhir, harga ETH justru merasakan penurunan 21% sejak akhir Januari. Sentimen pasar yang melemah serta penurunan kapitalisasi kripto secara keseluruhan menjadi faktor yang mempunyai pengaruh pada pergerakan harga ETH.

Disisi berbeda, meski demikian Ethereum tetap mendominasi sektor DeFi dengan pangsa TVL 52,8%, tren aktivitas jaringan memperlihatkan penurunan. Biaya transaksi Ethereum turun 72% dalam dua minggu terakhir, seiring dengan berkurangnya quantity transaksi sampai 37%. Bahkan, jaringan layer-2 seperti Arbitrum dan Polygon juga merasakan penurunan aktivitas, yang berpotensi menghambat pertumbuhan pendapatan dari biaya transaksi.

Faktor utama yang dapat mendorong harga ETH naik ke degree $3.000 adalah kemungkinan persetujuan ETF spot Ethereum dengan fitur staking oleh SEC. Untuk saat ini, keterbatasan imbal hasil dari staking di ETF menjadi salah satu alasan mengapa permintaan institusional masih sedikit. Tanpa adanya katalis baru, harga ETH kemungkinan besarnya akan tetap bergerak mematuhi tren pasar kripto secara keseluruhan.

Ethereum tetap menjadi tulang punggung DeFi, namun untuk kembali menguat, pemulihan aktivitas jaringan dan peningkatan pendapatan dari transaksi menjadi faktor krusial. Investor perlu mencermati perkembangan regulasi dan ekosistem Ethereum sebelum memutuskan investasi. Bagi yang ingin berinvestasi dalam Ethereum dengan aman, platform Bittime menyediakan layanan change terpercaya di Indonesia.

Sumber: VRITIMES

member



Source link