INFONESIA.ME – PT Status Indonesia bekerja sama dengan Koperasi Multi Pihak Trendy Teknologi Nusantara (KOMETA) berhasil menggelar acara Gebyar Petani pada 2 Mei 2025 di Desa Sudimoro, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Acara ini menjadi bagian dari roadshow nasional KOMETA yang bertujuan untuk mempromosikan teknologi pertanian cerdas berbasis Web of Issues (IoT) dan pupuk organik kepada petani di berbagai daerah agraris Indonesia. Dihadiri oleh lebih dari 500 petani, acara ini memberikan edukasi mengenai penggunaan pupuk organik berbasis teknologi dan analisis tanah virtual yang lebih efisien.
Sebagai dukungan konkret terhadap transformasi pertanian, KOMETA memberikan perangkat IoT tanpa dipungut biaya kepada petani di Tanggamus. Teknologi ini memungkinkan petani untuk melihat kondisi tanah secara real-time, seperti pH, kelembaban, dan kandungan unsur hara, yang membantu mereka dalam pengelolaan pemupukan dan irigasi. Roy Faizal Prasetyanugraha, Ketua KOMETA, menegaskan pentingnya menjaga tanah sebagai aset kehidupan dan sepertinya tidak hanya fokus pada hasil, melainkan juga keberlanjutan lingkungan untuk generasi yang akan datang.
Dalam sesi edukasi, Muhammad Nendi, Direktur Pengembangan Bisnis PT Status Indonesia, menyampaikan bahwa penggunaan pupuk organik Status berhasil meningkatkan hasil panen dari 5 ton menjadi 9 ton consistent with hektare, serta memperbaiki struktur tanah. Pupuk ini hal itu dianggap sebagai solusi jangka panjang untuk pertanian berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, KOMETA juga bekerja sama dengan platform virtual Ekosis.{id} untuk mempermudah petani dalam menjual hasil panen langsung kepada pembeli di seluruh Indonesia, memperkuat sistem pertanian dari hulu ke hilir.
Acara Gebyar Petani juga menandai pembentukan KOMETA Wilayah Tanggamus, yang akan fokus pada pendampingan petani dengan menggunakan pelatihan, teknologi, akses pasar, dan pembiayaan secara berkelanjutan. Pendekatan koperasi multi pihak yang dijalankan oleh KOMETA bertujuan untuk menghubungkan semua pihak dalam ekosistem pertanian yang kolaboratif. Rutinitas ini akan terus dilanjutkan ke berbagai wilayah di Indonesia untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menciptakan sistem pertanian yang lebih adil dan berkelanjutan.
Sumber: VRITIMES
