INFONESIA.ME – Menurut information WHO, penyakit kardiovaskular menjadi penyebab utama kematian global, dengan angka lebih dari 17,9 juta kematian consistent with tahun. Salah satu alat utama untuk mendeteksi masalah jantung adalah EKG, tetapi akurasi hasilnya sangat bergantung pada keahlian dokter. Prof. Dr. Sani Muhamad Isa, Guru Besar di BINUS College, mengungkapkan bahwa AI dan device studying bisa meningkatkan akurasi interpretasi EKG, terutama dalam mendeteksi gangguan seperti fibrilasi atrium dan gagal jantung.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Sani menjelaskan bahwa teknologi device studying memungkinkan analisis HRV secara lebih akurat dan cepat, yang penting untuk pemantauan kesehatan jantung. Teknologi ini juga bisa digunakan dalam perangkat wearable seperti jam tangan pintar, memungkinkan deteksi dini pola unusual yang bisa secepatnya direspons dengan tindakan medis.
Lebih lanjut, observasi di BINUS College memperlihatkan bahwa AI mampu memprediksi aritmia dengan akurasi tinggi. Selain itu, teknologi ini membantu klasifikasi tahap tidur, yang bisa memberi dukungan pengobatan dan prognosis lebih baik untuk pasien dengan gangguan tidur.
Prof. Sani merupakan Guru Besar Tetap dalam bidang Information Science di BINUS College dan telah menerima banyak sekali penghargaan atas dedikasinya. Sebagai salah satu peneliti terkemuka di bidang giant information dan information science, ia aktif berkontribusi dalam berbagai discussion board nasional dan internasional, serta memimpin program pascasarjana BINUS College.
Sumber : VRITIMES.com
