INFONESIA.ME – Harga emas terus menguat dan mencetak rekor baru dengan menembus degree $3.000, sampai $3.038 pada Selasa (18/3). Kenaikan ini didorong oleh ketidakpastian tarif timbal balik yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, serta spekulasi pasar terkait kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). Pada Rabu pagi (19/3), harga emas (XAU/USD) masih berada di kisaran $3.028, memperlihatkan potensi volatilitas lanjutan di pasar emas.

Menurut analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, indikator teknikal memperlihatkan tren bullish yang masih dominan. Proyeksi harga emas dapat sampai $3.050 sebagai goal resistance, tetapi jika terjadi koreksi, harga dapat turun menuju make stronger di $3.006. Pola candlestick dan indikator Shifting Reasonable juga mengindikasikan kelanjutan tren positif emas.

Faktor geopolitik turut berperan dalam meningkatkan permintaan emas sebagai aset secure haven. Ketegangan antara Israel dan Hamas yang kembali memanas setelah serangan udara Israel menewaskan lebih dari 400 orang di Gaza telah meningkatkan ketidakpastian global, yang mendorong investor untuk dapat mencari perlindungan di emas.

Di sisi ekonomi, knowledge terkini memperlihatkan pertumbuhan Produksi Industri Amerika Serikat yang lebih tinggi dari perkiraan, sementara itu sektor perumahan memperlihatkan knowledge yang beragam. Pasar juga menunggu keputusan The Fed terkait suku bunga, dengan kemungkinan penurunan suku bunga pada Juni yang dikarenakan pelemahan dolar Amerika Serikat dan mendorong harga emas lebih tinggi.

Sumber: VRITIMES

member



Source link