INFONESIA.ME – Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merasakan kenaikan kecil sebesar 0,2% menjadi $69,53 consistent with barel pada Rabu (20/11). Kenaikan ini dipengaruhi oleh meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama konflik Rusia-Ukraina, serta tanda-tanda peningkatan permintaan minyak mentah dari Tiongkok. Tetapi, laporan tentang kenaikan stok minyak mentah AS sebesar 4,75 juta barel dalam sepekan terakhir membatasi pergerakan harga.
Menurut analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, ada indikasi teknikal yang memperlihatkan peluang penguatan tren bullish pada harga minyak WTI dengan potensi goal hingga $70,5 consistent with barel. Sebaliknya, jika terjadi pembalikan tren, harga diproyeksikan bisa turun sampai $66,5 consistent with barel. Selain faktor teknikal, lonjakan impor minyak mentah Tiongkok menjadi pendorong utama stabilitas harga setelah penurunan impor semasa tahun ini.
Ketegangan geopolitik terus memainkan peran penting dalam pergerakan pasar minyak. Konflik Rusia-Ukraina memanas setelah Ukraina memakai senjata baru, sementara waktu Rusia merespons dengan ancaman eskalasi yang lebih besar sekali. Kondisi ini menambah risiko gangguan pasokan minyak global, yang memberi dukungan kenaikan harga dalam perjalanan sentimen bullish pasar.
Sementara, laporan dari American Petroleum Institute juga memperlihatkan bahwa meski demikian stok minyak mentah meningkat, persediaan bensin dan minyak sulingan di AS justru menurun. Dengan berbagai faktor ini, pasar minyak menghadapi kombinasi tantangan basic dan geopolitik, tetapi masih ada harapan bahwa harga WTI bisa mempertahankan momentum positifnya dalam beberapa waktu ke depan.
Sumber : VRITIMES
