KBB, InfoNesia.me – Mengiringi pemakaman Mumuh Muchroni (58) isak tangis keluarga anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada Senin (19/02/2024).

Jenazah dibawa menggunakan keranda mayat di bawa dari rumah duka diikuti dengan iring-iringan keluarga, sanak saudara dan petugas keamanan.

Semua keluarga ikhlas melepaskan kepergian Mumuh Muchroni, yang telah dikebumikan di TPU Kampung Babakan Cianjur, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah sekitar pukul 09.00 WIB.

Semua Petugas TNI Polri, Komisi Pemilihan Umum (KPU) KBB, serta perangkat Desa dan Kecamatan Ngamprah juga turut mendampingi pemakaman tersebut.

Istri dan keempat anaknya serta sepupu turut mengantarkan almarhum hingga ketempat peristirahatan terakhirnya. Istri dan keluarga tak kuat menangis saat melihat peti jenazah dimasukkan ke liang lahat.

atOptions = { 'key' : '22361bada66794b74bc520991471b0fe', 'format' : 'iframe', 'height' : 250, 'width' : 300, 'params' : {} };

“Kami mewakili KPU KBB turut berdukacita yang mendalam atas kepergian almarhum (Mumuh Muchroni), beliau merupakan salah satu anggota KPPS terbaik di Desa Gadobangkong ini,” kata Ketua KPU KBB, Ripqi Ahmad Sulaeman

Ia menjelaskan, Mumuh meninggal dunia setelah empat hari pemilihan umum (Pemilu) 2024, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Bandung Barat terkait pemberian santunan.

“Tentu (KPU KBB) akan menyampaikan kepedulian kami dan berkoordinasi dengan Pemda berkaitan dengan santunan yang akan kami sampaikan,” jelasnya.

“Semoga almarhum Husnul Khatimah dan kepada keluarga yang ditinggalkannya semoga diberikan ketabahan, berharap semoga seluruh anggota KPPS di Desa Gadobangkong selalu diberikan kesehatan,” ungkapnya.

Dijelaskan Ripqi kembali, menghadapi tahapan rekapitulasi suara di tingkat Kecamatan, ke depan, ia berharap kepada anggota KPPS lain untuk selalu menjaga kesehatan.

“Mudah-mudahan anggota KPPS yang sekarang akan menghadapi rekapitulasi di kecamatan selalu diberikan kesehatan,” ujarnya.

Saat disinggung terkait besaran santunan kepada keluarga almarhum anggota KPPS, Ripqi menjelaskan, pihaknya akan mengumumkan kembali terkait hal itu.

“Untuk besarannya nanti akan diumumkan dikemudian hari, karena ini keputusannya ada di pemerintah daerah (Pemda KBB),” kata Ripqi kembali.

Pihaknya belum mengetahui pasti besaran uang santunan yang akan diberikan oleh Pemda KBB sendiri, kendati itu, KPU KBB menyiapkan anggaran Rp35 juta merujuk pada peraturan KPU RI.

“Kalau dari Pemda saya belum mengetahui besarannya, kalau dari KPU KBB besarannya Rp35 juta,” ujarnya kembali.

Melihat dari segi kinerja KPPS pemilu tahun ini, kata dia, tidak jauh berbeda dengan pemilu di tahun sebelumnya, hal itu yang memungkinkan banyak anggota KPPS di berbagai wilayah mengalami kelelahan.

“Sebetulnya Pemilu 2024 ini tidak jauh berbeda dengan pemilu di tahun 2019, mulai dari pemungutan surat suara lanjut ke perhitungan suara, sedangkan perhitungan suara ini untuk 5 jenis perhitungan memang tidak berhenti

Sejauh ini, lanjut Ripqi, belum menerima laporan terkait data KPPS yang dirawat di rumah sakit (RS). Sebelumnya, seluruh anggota KPPS dilakukan pengecekan (screening) kesehatan.

“Kalau sampai dirawat di RS sampai saat ini dari tingkat bawah belum ada laporan, baru almarhum (Mumuh Muchroni) yang sampai dirawat tidak lama kemudian beliau meninggal dunia, sebelumnya ada pengecekan kesehatan dan semuanya dinyatakan sehat, kemungkinan setelah aktivitas di TPS ada aktivitas lain sehingga kelelahan,” ujarnya.

Ia berharap, kepada anggota KPPS maupun PPS, untuk menjaga kesehatan usai melakukan tugas pemungutan suara pemilu selesai, dipastikan istirahat dengan cukup guna mengurangi dampak resiko pada kesehatan.

“Kepada petugas di lapangan setelah melaksanakan tugas kepemiluan harus bisa beristirahat, jangan dulu melakukan pekerjaan lain mengingat pekerjaan KPPS cukup berat, kalau mereka bisa mengatur waktu tentunya bisa mengurangi kesehatan,” tandas Rifqi.