INFONESIA.ME| BANDUNG BARAT // Langkah kaki Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, menyusuri area berlumpur di kawasan Ciburandul, tepat di bawah underpass Padalarang, menjadi simbol nyata dari komitmen pemerintah daerah dalam mengurai persoalan banjir yang kerap menjadi momok warga setiap musim hujan.

Dengan mengenakan helm proyek dan rompi lapangan, Jeje tampak berbincang langsung dengan tim teknis dan masyarakat sekitar yang turut menyaksikan proses pengerukan saluran air utama di titik rawan genangan tersebut.

Bukan sekadar kunjungan seremonial, tetapi langkah nyata seorang kepala daerah yang ingin memastikan pekerjaan di lapangan berjalan sesuai rencana dan tepat sasaran.

“Saya hari ini meninjau langsung pengerukan di Ciburandul, karena setiap musim hujan, daerah ini selalu menjadi salah satu sumber banjir. Tapi kita tidak bisa langsung bergerak dulu, sebab di sini kewenangannya bercampur: ada BBWS, Provinsi, sampai KAI. Jadi waktu itu belum bisa eksekusi. Sekarang sudah clear, kita mulai pengerjaan dengan alat berat,” ujar Bupati Jeje.

Pernyataan itu mencerminkan kompleksitas persoalan infrastruktur daerah yang tidak hanya menyangkut satu instansi. Proses birokrasi dan koordinasi antar-lembaga kerap menjadi hambatan utama dalam percepatan pembangunan, terutama di wilayah strategis seperti Padalarang yang menjadi “pintu gerbang” menuju Bandung Barat.

member

Koordinasi Lintas Kewenangan: Bukti Kepemimpinan Kolaboratif

Jeje menjelaskan bahwa upaya pengerukan Ciburandul bukan sekadar proyek fisik, melainkan hasil koordinasi panjang antara Pemkab Bandung Barat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Ia sendiri, kata Jeje, sering berkomunikasi langsung dengan pihak provinsi untuk memastikan tidak ada tumpang tindih kewenangan dan program.

“Saya sering telponan dengan pihak provinsi, khususnya terkait kawasan Padalarang. Karena ini wajah dari Bandung Barat, tampilan pertama bagi siapa pun yang datang dari arah tol. Kita harus rapikan banyak hal di sini,” tambahnya.

Padalarang, yang dikenal sebagai kawasan dengan mobilitas tinggi dan akses strategis, menjadi prioritas dalam upaya penataan tata ruang Bandung Barat. Pemerintah daerah berupaya agar kawasan ini tak hanya bersih dari banjir, tetapi juga tampil tertata dan representatif sebagai etalase daerah.

Dari Manual ke Mekanis: PUTR Tingkatkan Efisiensi

Kepala Bidang PUTR Kabupaten Bandung Barat, Aan Sopian, menegaskan bahwa pengerjaan kali ini sudah jauh lebih efisien dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Dulu pekerjaan seperti ini dilakukan manual oleh masyarakat dan petugas PUTR. Sekarang kita turunkan alat berat agar lebih cepat dan hasilnya optimal,” jelas Aan.

Pengerukan di Ciburandul diharapkan mampu memperlancar aliran air dari saluran utama menuju drainase sekunder, sehingga potensi genangan bisa ditekan. Aan juga menambahkan bahwa ada aspirasi dari masyarakat agar jembatan di kawasan itu diperlebar.

Namun, karena jalan tersebut merupakan ruas provinsi, usulan pelebaran akan disampaikan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Tak Hanya Infrastruktur: Fokus pada Lingkungan dan Sampah

Selain meninjau pengerjaan di lapangan, Bupati Jeje juga menyinggung persoalan yang tak kalah penting, yakni penanganan sampah dan pengelolaan TPA Sarimukti.

Isu ini menjadi perhatian publik setelah meningkatnya volume sampah dan terbatasnya ritase armada pembuangan.

“Alhamdulillah, kemarin Gubernur sudah menelpon langsung. Kita diberikan penambahan ritase karena Bandung Barat ini tuan rumah. Jadi, berapa pun kebutuhan ritase, dipersilakan. Sekarang sudah berjalan, kemarin saja sudah 17 ritase. Kita terus koordinasi dengan Dinas LH untuk memastikan sampah tiap hari bisa terangkut,” ujar Jeje.

Langkah cepat ini menjadi bagian dari strategi Pemkab Bandung Barat untuk menjaga kebersihan dan kelancaran pengelolaan sampah, terutama menjelang musim penghujan yang rawan menimbulkan penumpukan.

Pembangunan yang Menyentuh Akar Masalah

Pengerukan Ciburandul dan penambahan ritase di TPA Sarimukti adalah dua wajah dari satu semangat: menata Bandung Barat dari hal-hal yang paling mendasar.

Tidak hanya membangun gedung atau jalan, tetapi juga memperhatikan aliran air, kebersihan lingkungan, dan kesejahteraan warga di sekitarnya.

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat di bawah kepemimpinan Bupati Jeje Ritchie Ismail berupaya menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan dan kolaboratif, di mana masyarakat bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga bagian dari solusi.

Pekerjaan di lapangan turut melibatkan masyarakat sekitar yang membantu pengawasan, menjaga kebersihan, dan memastikan hasil pengerjaan bermanfaat langsung bagi warga.

Bandung Barat Bergerak Maju

Kini, setelah bertahun-tahun terhambat urusan izin dan koordinasi lintas lembaga, pengerukan Ciburandul akhirnya berjalan. Lumpur yang selama ini menjadi sumber genangan mulai terangkat, dan aliran air mulai lancar.

Warga setempat menyambut dengan rasa syukur dan berharap langkah ini menjadi awal dari perubahan besar dalam penanganan banjir di wilayah mereka.

Dengan dukungan berbagai pihak, Pemkab Bandung Barat terus berupaya menata kawasan demi kawasan agar menjadi lebih tertib, aman, dan nyaman.

“Kita ingin Bandung Barat punya wajah yang rapi dan tertata. Tidak hanya di jalan protokol, tapi sampai ke saluran air, lingkungan, dan kawasan pemukiman. Semua harus bergerak bersama,” tutup Bupati Jeje.

Kolaborasi yang Menggerakkan Daerah

Pengerukan Ciburandul bukan sekadar kegiatan fisik, melainkan simbol dari perubahan arah pembangunan Bandung Barat dari menunggu ke bergerak, dari wacana ke tindakan.

Melalui kepemimpinan yang aktif turun ke lapangan, koordinasi yang erat, dan sinergi lintas kewenangan, Bandung Barat perlahan tapi pasti menegaskan dirinya sebagai daerah yang siap berbenah menuju masa depan yang lebih baik.

 

Jurnalis. : An/Red

Editor.    : InfoNesia.me