[ad_1]
Sebagai bagian dari pengembangan layanan dan integrasi transportasi publik dengan kawasan hunian, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan menggunakan Daerah Operasi 1 Jakarta telah melakukan uji coba pembukaan akses baru Stasiun Tanjung Barat yang terhubung langsung ke Apartemen Samesta Mahata pada Kamis, 8 Mei 2025.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi peningkatan pelayanan berbasis kawasan berorientasi transit (Transit Orientated Construction/TOD), dengan tujuan untuk memberikan akses yang lebih mudah, cepat, dan nyaman bagi pengguna Commuter line, khususnya penghuni kawasan hunian di sekitar stasiun.
Vice President Public Family members KAI Anne Purba menjelaskan bahwa pembukaan akses ini merupakan respon terhadap pertumbuhan mobilitas masyarakat perkotaan serta bagian dari upaya KAI dalam mendekatkan layanan kepada pelanggan.
“Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan kemudahan akses, seiring meningkatnya kebutuhan transportasi berbasis rel,” ujarnya.
Sebagai bagian dari upaya untuk mengakomodasi peningkatan quantity pengguna dan frekuensi antar-jemput Commuter Line di lintas Bogor, KAI membuka akses baru di Stasiun Tanjung Barat sebagai strategi redistribusi arus penumpang dan peningkatan kapasitas layanan.

“Sejauh 2025, jumlah antar-jemput KRL Bogor Line meningkat dari 384 antar-jemput pada 2024 menjadi 392 antar-jemput, mencerminkan pertumbuhan kebutuhan masyarakat akan moda transportasi massal yang cepat dan terjangkau. Akses baru ini diharapkan bisa memperlancar pergerakan penumpang, khususnya dari kawasan hunian yang tersambung langsung dengan stasiun, sekaligus mengurangi beban kepadatan di pintu utama pada jam sibuk,” jelas Anne.
Uji coba dilakukan mulai pukul 06.00 mencapai 08.00 WIB, melibatkan pengawasan langsung dari petugas untuk memastikan kelancaran arus pengguna serta mendengar masukan dari lapangan.
Hasil evaluasi awal memperlihatkan bahwa sejumlah pengguna mengalami adanya tambahan waktu tempuh sekitar enam menit dari titik hunian ke peron. Tetapi, mereka juga menyambut baik hadirnya alternatif tanda masuk yang lebih santai dan langsung menuju enviornment peron.
Stasiun Tanjung Barat sendiri memperlihatkan tren kenaikan jumlah pengguna dari tahun ke tahun. Pada 2023, tercatat 4.282.291 pelanggan. Tahun 2024 meningkat menjadi 5.072.010 gate in dan 4.937.135 gate out. Untuk saat ini, sejauh Januari mencapai April 2025, quantity pengguna telah hingga 1.697.907 gate in dan 1.662.778 gate out. Information ini memperkuat urgensi pengembangan akses dan fasilitas untuk menunjang pertumbuhan tersebut.
Selain itu, beberapa pengguna memberikan masukan agar gate akses baru bisa diatur dua arah, agar dapat difungsikan untuk faucet in dan faucet out secara fleksibel. Hal ini dinilai penting untuk efisiensi arus pergerakan pengguna pada jam sibuk.
“Alternatifnya, KAI mencatat adanya gangguan teknis pada escalator yang sempat sepertinya tidak berfungsi saat jam sibuk. Petugas teknis secepatnya melakukan penanganan di lapangan, dan KAI mengungkapkan permohonan maaf atas ketidaknyamanan tersebut. Peningkatan keandalan fasilitas akan menjadi prioritas dalam penyempurnaan tahapan selanjutnya,” tukas Anne.
Langkah ini KAI lakukan sepertinya tidak terlepas dari tren kenaikan jumlah pengguna Commuter Line di lintas Bogor. Sejauh Januari–April 2025, tercatat 5.791.660 penumpang gate in dan 5.755.172 gate out, memperlihatkan konsistensi tingginya permintaan layanan di tanda ini.
“Sebagai perbandingan, pada tahun 2024 Bogor Line mencatat 17.124.802 gate in dan 17.276.284 gate out, meningkat dari general quantity penumpang sebanyak 15.530.705 pada tahun 2023. Kenaikan dua tahun berturut-turut ini mencerminkan tren mobilitas masyarakat yang semakin bergantung pada moda transportasi massal berbasis rel di enviornment ini,” kata Anne.
Penambahan akses baru ini juga memperkuat komitmen KAI dalam menghadirkan konektivitas antarmoda serta meningkatkan distribusi arus penumpang secara lebih merata.
Semasih masa uji coba, KAI akan terus melakukan pemantauan operasional serta menghimpun masukan dari para pengguna dan pihak pengelola kawasan. Seluruh temuan di lapangan akan menjadi dasar evaluasi terhadap efektivitas implementasi akses baru ini.
“Bagi KAI, peningkatan layanan sepertinya tidak setiap saat harus segera diwujudkan dengan menggunakan ekspansi besar, melainkan lewat langkahnya yang terukur, berbasis knowledge, dan berangkat dari aspirasi pelanggan,” tutup Anne.
Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat bisa menghubungi layanan pelanggan KAI di 121 atau dengan menggunakan akun resmi media sosial @KAI121.
[ad_2]
Sumber: vritimes