Bandung Barat, INFONESIA.ME– Warga RW 07, Kampung Ngamprah Landeuh, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sempat digemparkan oleh aktivitas truk pengangkut tanah yang keluar-masuk kawasan mereka. Spekulasi tentang adanya tambang ilegal pun mencuat ke permukaan.
Namun, Ketua RW 07, Yusmery Azhary, dengan tegas membantah kabar tersebut. Dalam wawancara eksklusif, ia menjelaskan bahwa aktivitas itu bukanlah kegiatan pertambangan liar, melainkan pengurugan tanah untuk pembangunan pondok pesantren milik tokoh masyarakat setempat, Haji Mustofa.
“Saya tegaskan, ini bukan tambang. Tanah yang digali itu milik pribadi Pak Haji Mustofa dan digunakan untuk pembangunan pesantren. Tidak diperjualbelikan, tidak ada aktivitas komersial,” jelas Yusmery.
Pembangunan Pesantren, Bukan Proyek Bisnis
Menurut Yusmery, pihak RW sudah mendapatkan pemberitahuan langsung dari Haji Mustofa sebelum kegiatan penggalian dimulai. Bahkan, rencana pembangunan ini juga mendapat dukungan dari para tokoh masyarakat setempat.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, Haji Mustofa juga berjanji akan mengaspal (hotmix) jalan sepanjang kurang lebih 200 meter yang digunakan truk pengangkut tanah.
“Ini bukti komitmen beliau terhadap kenyamanan warga. Beliau tidak sekadar membangun, tapi juga memikirkan dampaknya bagi lingkungan sekitar,” tambah Yusmery.
Kontribusi Nyata Haji Mustofa untuk Warga

Haji Mustofa dikenal sebagai sosok dermawan di RW 07. Ia telah mewakafkan 62,5 tumbak tanah untuk makam umum dan 21,5 tumbak untuk balai RW, yang jika diuangkan nilainya mencapai lebih dari Rp 1,2 miliar.
Tak hanya itu, beliau juga terlibat langsung dalam pembangunan infrastruktur RW, seperti pagar, benteng, dan pengecoran halaman balai warga.
“Semua kontribusi itu murni untuk masyarakat. Jadi saya berharap warga tidak salah menilai aktivitas ini,” ujar Ketua RW.
Ajakan untuk Bersatu Dukung Pembangunan Sosial
Yusmery berharap klarifikasi ini bisa meredam isu yang beredar dan mengajak masyarakat untuk melihat niat baik di balik pembangunan tersebut.
“Ini bukan soal bisnis, tapi soal masa depan generasi kita. Mari kita dukung pembangunan pesantren ini sebagai investasi sosial dan spiritual,” pungkasnya.