[ad_1]

INFONESIA.ME – KOLTIVA, perusahaan AgriTech yang berbasis di Swiss-Indonesia, mempercepat digitalisasi rantai pasok kopi dengan cara platform KoltiTrace untuk memberi dorongan untuk ketertelusuran dan keberlanjutan dalam industri kopi. Di Amerika Selatan, lebih dari 25.000 petani kopi dari delapan negara telah divalidasi secara virtual, meliputi negara-negara seperti Brasil, Kolombia, dan Peru. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan solusi yang transparan dan inklusif, yang mengedepankan kondisi komunitas petani kopi lokal.

KoltiTrace memungkinkan pengumpulan information real-time dan pemetaan lahan, yang membantu petani dalam memantau praktik pertanian, menilai memiliki pengaruh pada sosial dan lingkungan, serta memastikan kepatuhan terhadap standar keberlanjutan. Dengan teknologi yang memberi dorongan untuk ketertelusuran dan verifikasi praktik pertanian, platform ini juga meningkatkan kesetaraan gender dan inklusi di kalangan petani kopi, serta memberikan wawasan penting bagi produsen untuk meningkatkan produktivitas mereka.

Platform ini juga dilengkapi dengan alat seperti FarmXtension dan FarmCloud, yang memberikan dukungan teknis dan pelatihan dalam pertanian regeneratif. Petani kopi bisa mendapatkan manfaat dari teknologi ini untuk mengelola kebun mereka dengan lebih efisien, serta memperoleh dukungan agronomi dan akses ke pasar yang berkelanjutan. Dengan menggunakan KoltiSkills, KOLTIVA membantu para petani memahami dan mengikuti standar keberlanjutan yang penting bagi masa depan industri kopi.

Inisiatif KOLTIVA ini sepertinya tidak hanya memperkuat ketertelusuran dalam rantai pasok kopi, namun juga membangun hubungan yang lebih baik antara produsen, pembeli, dan konsumen. Dengan visibilitas yang lebih besar sekali terhadap praktik petani, KOLTIVA membantu menciptakan masa depan industri kopi yang lebih transparan dan adil, sekaligus memberi dorongan untuk ketahanan sektor kopi menghadapi tantangan perubahan iklim.

Sumber: VRITIMES

member

[ad_2]

Source link