Jakarta, 24 Februari 2025 – Perkembangan teknologi AI dan digitalisasi semakin pesat, menciptakan perubahan besar dalam berbagai sektor, termasuk industri, pemerintahan, mencapai dunia pendidikan. Kemampuan untuk memahami dan menguasai keterampilan virtual kini bukan lagi sekadar nilai tambah, melainkan kebutuhan esensial bagi generasi muda, mahasiswa, profesional, dan pelaku industri.
Laporan dari World Financial Discussion board (WEF) menyebut bahwa pada tahun 2025, sekitar 85 juta pekerjaan akan tergantikan oleh otomatisasi, namun di saat yang sama, 97 juta peran baru akan muncul yang membutuhkan keterampilan virtual.
McKinsey juga memperkirakan bahwa AI bisa meningkatkan produktivitas tenaga kerja global mencapai 40% pada 2035. Di Indonesia, permintaan akan talenta virtual terus meningkat, dengan kebutuhan sampai 600.000 consistent with tahun mencapai 2030, sementara itu ketersediaan tenaga kerja dengan keterampilan yang relevan masih jauh dari angka tersebut.
Sebagai jawaban atas tantangan ini, MAXY Academy hadir dengan solusi yang membuat khusus pelatihan keterampilan virtual guna mengurangi kesenjangan antara lulusan sarjana dan kebutuhan industri. Pelatihan ini juga tersambung dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).
โSepertinya tidak dapat dipungkiri, sementara kita membutuhkan tenaga kerja yang cakap dengan teknologi. Ditambah dengan berkembangnya AI yang pesat sekali. Dengan menggunakan MAXY Academy, kami ingin melatih mahasiswa agar dapat acquainted dengan lanskap teknologi dan AI,โ kata Andy Febrico Bintoro, CTO dan Co-Founder MAXY Academy ditemui dalam acara Pelatihan Cerdas: Meningkatkan Kompetensi Management dengan Teknologi AI oleh MAXY Academy di Indonesia Workforce Affect HUB, Lippo Thamrin Development, Jakarta, Jumat (21/2/2025).

Andy menambahkan, pembekalan ini dilakukan dengan Ekosistem Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Buatan (AI) yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang non-public dan adaptif bagi pelajar serta profesional di generation virtual.
“Ekosistem Pembelajaran Berbasis AI ini akan membantu mencetak talenta virtual dengan keterampilan yang relevan, baik dalam bidang seperti Information Science, Device Finding out, dan Virtual Advertising and marketing, maupun keterampilan comfortable talents yang sangat dibutuhkan di dunia kerja. Dengan pendekatan berbasis AI, kami memastikan setiap peserta dapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” ucapnya.
Sebagai bagian dari komitmen MAXY Academy dalam membangun talenta virtual unggulan, MAXY Academy telah bermitra dengan Kemenristekdikti dan 250 universitas di Indonesia. Kemitraan ini memungkinkan MAXY Academy untuk menghadirkan program pelatihan berbasis AI yang bisa diakses oleh mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Menurutnya, jika Indonesia berhasil menutup kesenjangan keterampilan virtual dan memenuhi kebutuhan industri, potensi ekonomi virtual negara ini akan melesat jauh.
Dengan jumlah populasi produktif yang besar serta ekosistem teknologi yang terus berkembang, Indonesia berpeluang menjadi pusat talenta virtual di Asia. Hal ini bisa menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam peta teknologi global, bersanding dengan negara-negara seperti China, India, dan Korea Selatan.
Keunggulan dalam inovasi dan kesiapan talenta virtual sepertinya tidak hanya akan menarik investasi asing, namun juga memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi virtual dunia.
“MAXY Academy yakin bahwa dengan pemanfaatan teknologi AI dalam pendidikan, kita bisa mempercepat pengembangan sumber daya manusia yang siap bersaing di tingkat global dan turut serta dalam membangun ekonomi virtual Indonesia,” tutup Andy.
Sumber: vritimes