[ad_1]

INFONESIA.ME – Dalam peringatan Hari Buruh, LindungiHutan mengangkat peran penting kelompok kerja akar rumput, terutama petani pohon dan komunitas penghijauan, dalam menjaga kelestarian lingkungan. Salah satu contoh adalah komunitas Tripari di Trimulyo, Semarang, yang telah menanam ribuan bibit mangrove sebagai bagian dari upaya pelestarian pesisir. Komunitas yang dipimpin oleh Suswanto (Antok) ini telah mendedikasikan hidupnya untuk penghijauan sejak 2015.

Rutinitas konservasi yang dilakukan Tripari merupakan respons terhadap krisis lingkungan di pesisir utara Jawa, di mana hampir 8.000 hektar wilayah pesisir telah hilang sebab abrasi. Bersama LindungiHutan, komunitas Tripari dapatkan akses terhadap bibit, pelatihan, dan pendampingan teknis untuk meningkatkan efektivitas program penghijauan mereka. Konservasi berbasis komunitas ini diyakini lebih berkelanjutan akibat melibatkan partisipasi langsung masyarakat setempat dalam merawat pohon dan memantau perkembangan ekosistem.

Tetapi, proyek konservasi ini menghadapi sejumlah tantangan, termasuk memiliki pengaruh pada pembangunan jalan tol Semarang–Demak dan normalisasi sungai yang menghapus sebagian pohon mangrove yang telah ditanam. Meski kecewa, Antok dan komunitas Tripari tetap berkomitmen untuk melanjutkan penghijauan di arena lain. Mereka juga mengembangkan sistem pemantauan mandiri untuk melihat-lihat pertumbuhan pohon dan kerusakan lingkungan.

LindungiHutan dan Tripari mengharapkan lebih cukup banyak pihak mengakui pentingnya peran petani pohon dalam schedule iklim nasional. Konservasi berbasis komunitas, seperti yang dilakukan Tripari, terbukti menjadi version yang adaptif dalam menghadapi krisis ekologi, dan tanpa dukungan yang lebih besar sekali, ketahanan lingkungan akan sulit terwujud.

Sumber: VRITIMES

member

[ad_2]

Source link