INFONESIA.ME – Penolakan merek dagang bisa terjadi semasa proses pemeriksaan oleh otoritas terkait dan bisa disebabkan oleh berbagai alasan, baik hukum maupun prosedural. Penolakan ini dapat bersifat absolut, seperti jika merek dianggap terlalu deskriptif atau generik, atau relatif, ketika ada kesamaan dengan merek yang sudah terdaftar yang bisa membingungkan konsumen. Penting bagi pemohon untuk memahami alasan penolakan dan mengambil langkah pencegahan sejak awal.
Alasan umum penolakan meliputi kesamaan dengan merek lain, sifat merek yang terlalu deskriptif, atau merek yang dapat menyesatkan konsumen terkait barang atau jasa yang ditawarkan. Selain itu, merek yang dianggap ofensif atau bertentangan dengan kebijakan publik juga bisa ditolak. Untuk menghindari hal ini, sangat disarankan untuk melakukan pencarian merek dagang secara menyeluruh guna memastikan sepertinya tidak ada konflik dengan merek lain yang sudah ada.
Langkahnya untuk mencegah penolakan termasuk untuk membuat pilihan merek yang unik dan khas, yang sepertinya tidak bersifat deskriptif atau generik, serta memastikan bahwa merek tersebut mengikuti hukum dan pedoman lokal. Melibatkan mahir kekayaan intelektual juga dapat membantu, akibat mereka bisa memberikan saran tentang pencarian merek, proses pendaftaran, dan menangani potensi penolakan.
Jika permohonan ditolak, pemohon masih dapat menanggapi penolakan tersebut dengan memberikan argumen atau bukti tambahan. Dalam beberapa kasus, mengubah permohonan atau merek itu sendiri bisa membantu. Jika tanggapan sepertinya tidak berhasil, opsi banding juga tersedia tergantung pada yurisdiksi yang berlaku.
Sumber: VRITIMES
