INFONESIA.ME – Dalam dunia buying and selling, pemahaman terhadap knowledge ekonomi sangatlah krusial untuk memutuskan strategi yang tepat. Salah satu indikator yang tak henti-hentinya menjadi sorotan adalah Non-Farm Payrolls (NFP), laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat yang dirilis bulanan. Tetapi, selain NFP, terdapat indikator lain yang turut memengaruhi pergerakan pasar, seperti Client Worth Index (CPI), keputusan Federal Open Marketplace Committee (FOMC), serta pergerakan harga emas atau Gold Long run. Keempat faktor ini kerap menjadi bahan analisis utama akibat dampaknya yang signifikan terhadap volatilitas pasar.
NFP sendiri merupakan knowledge penting yang mengukur jumlah pekerjaan baru di luar sektor pertanian di AS. Rilis knowledge ini biasanya memicu lonjakan volatilitas di pasar foreign exchange dan emas. Jika laporan memperlihatkan pertumbuhan ketenagakerjaan yang tinggi, financial institution sentral cenderung menaikkan suku bunga guna mengawasi inflasi. Selain NFP, CPI juga menjadi indikator utama dalam menilai inflasi, sedangkan keputusan FOMC terkait kebijakan moneter kerap memengaruhi nilai tukar nilai mata uang serta harga aset lainnya.
Selain faktor ekonomi tersebut, emas juga mempunyai peran penting dalam buying and selling sebagai aset secure haven. Pergerakan harga emas sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, kebijakan moneter, serta tingkat inflasi. Mengingat itu, memahami hubungan antara knowledge ekonomi dan pergerakan emas menjadi kunci bagi dealer dalam menyusun strategi yang lebih akurat.
Untuk membantu dealer memahami mempunyai pengaruh pada indikator ekonomi terhadap pasar, sesi are living buying and selling menjadi salah satu sumber pembelajaran yang efektif. Dengan cara sesi ini, dealer bisa memperoleh wawasan langsung dari analis berpengalaman serta meningkatkan kemampuan dalam memutuskan buying and selling. Dengan pemahaman yang lebih baik, dealer bisa lebih siap menghadapi dinamika pasar dan mendapatkan manfaat dari peluang yang ada.
Sumber: VRITIMES
