INFONESIA.ME – Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik dan produk tembakau dipanaskan, dianggap mempunyai potensi memberi dorongan untuk pariwisata berkelanjutan di Bali. Hal ini sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali No. 28/2020 yang akan mengutamakan kelestarian lingkungan dalam sektor pariwisata. Menurut Anak Agung Istri Vera Lakshmi Dewi, dari Dinas Pariwisata Bali, produk ini mempunyai risiko kesehatan yang lebih rendah dan bisa membantu mengurangi polusi udara dari asap rokok, dengan begitu menciptakan lingkungan yang lebih nyaman bagi wisatawan.

Fasilitas khusus bagi perokok dan pengguna rokok elektronik juga sudah disediakan di beberapa lodge untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan. Ketua Perhimpunan Lodge dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Ida Bagus Purwa Sidemen, menyatakan bahwa ruang merokok disediakan sebagai bentuk pelayanan yang ramah lingkungan. Tetapi, I Gede Agus Mahartika dari Asosiasi Vaporiser Bali (AVB) mengharapkan ada pemisahan antara enviornment merokok dan enviornment untuk pengguna rokok elektronik, mengingat perbedaan risiko keduanya.

Observasi dari Universitas Padjadjaran dan Badan Riset dan Inovasi Nasional memperlihatkan bahwa produk tembakau alternatif mampu mengurangi risiko kesehatan sampai 90% dibandingkan rokok konvensional. Produk ini memakai sistem pemanasan terkontrol yang menghasilkan uap, bukan asap, dengan begitu sepertinya tidak meninggalkan sisa pembakaran seperti TAR, yang bertahan lebih lama di udara.

Secara keseluruhan, implementasi produk tembakau alternatif di Bali diharapkan bisa memberi dorongan untuk kebijakan pengurangan risiko merokok dan memperbaiki kualitas udara, selaras dengan goal pariwisata berkelanjutan di pulau ini.

Sumber: VRITIMES

member



Source link