INFONESIA.ME – Komisaris SEC Hester Peirce baru-baru ini menghidupkan kembali perdebatan tentang kemungkinan penyertaan fitur staking dan penebusan dalam bentuk barang dalam ETF kripto. Komentar Peirce kepada Coinage Media memperlihatkan bahwa fitur-fitur ini, yang belum menjadi bagian dari ETF awal, bisa dievaluasi ulang di masa yang akan datang, terutama jika terjadi perubahan pemerintahan.

Staking Bitcoin semakin terkenal di kalangan investor kripto, mirip dengan version proof-of-stake (PoS) Ethereum. Version ini menawarkan keuntungan tambahan kepada investor untuk mengunci Bitcoin di jaringan guna memberi dukungan operasi blockchain. Komentar Peirce juga menyoroti bahwa fitur staking di ETF bisa meningkatkan likuiditas dan mengurangi pajak keuntungan modal, yang sangat beruntung investor dan meningkatkan partisipasi di pasar kripto.

Tetapi, SEC sementara itu lebih menyukai version penebusan tunai untuk ETF Bitcoin, yang mengharuskan konversi kripto menjadi uang tunai selagi proses penebusan. Hal ini bisa menghambat potensi penuh staking Bitcoin dalam ETF. Selain itu, pemusatan kekuatan staking di tangan beberapa peserta bisa merusak prinsip desentralisasi blockchain dan memengaruhi kinerja serta keamanan jaringan Bitcoin.

Dengan peluncuran ETF Ethereum yang semakin dekat, keputusan tentang fitur ETF dalam beberapa bulan yang akan datang bisa berdampak signifikan pada masa depan Bitcoin, Ethereum, dan ekosistem kripto secara keseluruhan. Pemerintah yang lebih pro-kripto, seperti yang mungkin saja terjadi dengan mantan Presiden Donald Trump sebagai pelopor, bisa memikirkan kembali regulasi ETF dan fitur staking, membuka peluang baru bagi investor dan adopsi teknologi blockchain.

Sumber: WAKTU VRI

atOptions = { 'key' : '22361bada66794b74bc520991471b0fe', 'format' : 'iframe', 'height' : 250, 'width' : 300, 'params' : {} };



Source link