INFONESIA.ME|Bandung Barat // Suasana penuh kehangatan dan semangat sinergi lintas daerah tampak jelas di Aula Berakhlak Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat pada hari Kamis 9 Oktober 2010.

Hari ini menjadi momentum penting ketika rombongan dari Kecamatan  Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, berkunjung untuk melaksanakan studi tiru dan silaturahmi antar-kecamatan.

Kegiatan ini bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan ruang kolaborasi lintas provinsi antara dua daerah yang memiliki karakteristik berbeda Ngamprah yang dikenal sebagai wilayah pertanian dan pegunungan, serta Ujung Pandang yang berkarakter perkotaan dan pesisir.

Namun perbedaan itu justru menjadi sumber kekuatan dan inspirasi bagi kedua belah pihak untuk saling belajar dan mengembangkan inovasi terbaik bagi masyarakatnya.

Ngamprah Jadi Inspirasi: Kolaborasi, Inovasi, dan Semangat Gotong Royong

member

Dalam Wawancaranya Camat Ngamprah, Agnes Virganty, S.TP., M.Si., menyampaikan rasa syukur atas kunjungan kehormatan dari rombongan Ujung Pandang, Makasar Hari itu, menurutnya, menjadi hari yang luar biasa karena diisi berbagai kegiatan produktif di wilayah yang ia pimpin.

“Sejak pagi, kami telah menerima kunjungan dari Dekan dan para dosen IPDN yang tengah melakukan pengabdian masyarakat dengan berbagai tema penting seperti digitalisasi pelayanan publik, penanganan stunting, fasilitasi NIB, hingga penanganan bencana.Dan sore ini, kami merasa terhormat menerima tamu dari Makassar Ujung Pandang. Alhamdulillah, ini silaturahmi yang sangat berharga antara dua kecamatan, dua kabupaten, dan dua provinsi,” ujar Agnes dengan penuh semangat.

Agnes menegaskan bahwa hubungan antardaerah semacam ini sangat dibutuhkan untuk memperkuat program nasional pemerintah, terutama dalam hal penurunan angka stunting, pengentasan kemiskinan, serta pengelolaan lingkungan berkelanjutan.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Kecamatan Ngamprah terus berupaya mendukung program “Bandung Barat Bersih dan Zero Waste 2028” melalui surat edaran yang mewajibkan setiap desa memiliki minimal satu bank sampah serta pilot project pengelolaan lingkungan di empat RW setiap desa.

“Kami ingin agar masyarakat terbiasa memilah sampah dari rumah, mengelola sampah organik menjadi sesuatu yang bernilai, dan mengurangi ritase sampah ke TPA. Ini juga bagian dari komitmen kami untuk mengurangi volume sampah ke Sarimukti. Semoga pertukaran informasi ini bisa memperkuat komitmen bersama menuju Bandung Barat dan Makassar yang lebih bersih dan berkelanjutan,” lanjutnya.

Ujung pandang kota Makasar Belajar dari Ngamprah: Keteladanan, Inovasi, dan Kepemimpinan yang Menginspirasi

Sementara itu, Camat Ujung Pandang, Kota Makasar Andi Husni, S.TP., M.Si., memberikan apresiasi tinggi atas sambutan hangat dan keterbukaan Pemerintah Kecamatan Ngamprah dalam berbagi pengalaman. Ia menilai bahwa Ngamprah merupakan contoh kecamatan yang mampu menunjukkan kemajuan signifikan dalam pelaksanaan berbagai program pembangunan.

“Kami datang ke sini untuk belajar. Kecamatan Ngamprah bagi kami adalah daerah yang memiliki banyak inovasi dan program unggulan yang layak ditiru. Dari segi kinerja, pelayanan, dan inovasi masyarakat, semuanya patut diapresiasi. Tentu kami ingin membawa semangat dan pengalaman ini ke Makassar,” ungkap Andi Husni.

Ia juga memuji kepemimpinan Camat Agnes Virganty yang dinilainya tegas, visioner, dan mampu menggerakkan kolaborasi lintas sektor.

“Peran Ibu Camat sangat luar biasa. Kami berharap nanti bisa ada kunjungan balasan dari Kecamatan Ngamprah ke Ujung pandang kota Makassar. Pertukaran gagasan seperti ini harus terus dipertahankan, karena setiap daerah punya keunggulan yang bisa saling melengkapi,” tambahnya.

Menurut Andi Husni, Kecamatan Ujung Pandang memiliki keunggulan dalam penataan wilayah perkotaan, kebersihan, serta ketahanan pangan perkotaan melalui program Urban Panen yakni pemanfaatan lahan sempit untuk produksi pangan masyarakat.

Program ini juga menjadi bagian dari strategi Pemerintah Ujung Pandang Kota Makassar untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga di wilayah perkotaan.

Selain itu, Ujung pandang,Makassar saat ini tengah gencar melaksanakan program pemilahan dan pengurangan volume sampah rumah tangga. Target besar mereka adalah mencapai Zero Waste to TPA pada tahun 2028, sejalan dengan upaya nasional dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Kami sedang berusaha mengedukasi masyarakat agar lebih sadar lingkungan, mengelola sampah rumah tangga menjadi sumber ekonomi, seperti lewat bank sampah, TPS 3R, dan budidaya maggot. Prinsipnya, tidak ada sampah yang tidak bermanfaat. Semua bisa bernilai ekonomi jika dikelola dengan baik,” jelasnya.

Satu Semangat, Dua Daerah, Satu Tujuan: Indonesia Lebih Baik

Pertemuan dua kecamatan ini bukan sekadar formalitas. Lebih dari itu, menjadi simbol semangat persaudaraan antarwilayah di Indonesia semangat untuk saling belajar, berbagi pengalaman, dan tumbuh bersama.

Baik Kecamatan Ngamprah maupun Ujung Pandang Kota Makasar sepakat untuk terus menjaga komunikasi dan menjalin kerja sama di berbagai bidang, khususnya dalam pengelolaan lingkungan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan ini pun ditutup dengan ramah tamah dan foto bersama, disertai rencana tindak lanjut berupa kemungkinan kunjungan balasan dari Kecamatan Ngamprah ke Makassar pada tahun mendatang.

Dengan kolaborasi lintas provinsi ini, diharapkan lahir inovasi baru yang mampu menginspirasi daerah lain di Indonesia. Seperti kata Agnes di akhir wawancara:

“Kami berbeda wilayah, tapi punya tujuan yang sama: mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, dan berdaya. Semoga dari Ngamprah dan Makassar, semangat ini menjalar ke seluruh Indonesia.”

 

Jurnalis.  : An/Red

Editor.     : InfoNesia.me