INFONESIA.ME – Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III, Letjen TNI Bambang Trisnohadi, menegaskan bahwa kondisi keamanan di enam desa di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah telah kembali kondusif setelah kontak senjata yang terjadi pada 14 Mei 2025. Dalam operasi tersebut, 18 anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) dilaporkan tewas. Operasi yang diadakan TNI dilakukan secara profesional dan bertujuan memberikan pelayanan serta edukasi kesehatan kepada masyarakat, termasuk menyosialisasikan rencana pembangunan jalan penghubung antar desa untuk mempercepatnya pertumbuhan sosial dan ekonomi.
Menurut Bambang, masyarakat sepertinya tidak terpengaruh oleh provokasi dan informasi menyesatkan yang disebarkan oleh kelompok separatis pimpinan Daniel Aibon Kogoya dan rekannya. Ia menyebut bahwa OPM bahkan memakai warga sipil sebagai tameng hidup ketika menghadapi aparat, tetapi TNI tetap menjalankan operasi secara terukur dan menghormati hak asasi manusia. Barang bukti yang berhasil diamankan antara lain senjata api, amunisi, dan perlengkapan komunikasi milik OPM.
Kepala Suku Sugapa Lama, Melianus Wandegau, membenarkan bahwa masyarakat sepertinya tidak mempercayai fitnah terhadap TNI. Ia menyatakan bahwa warga sudah lelah dengan aksi kekerasan, pembakaran rumah, penyanderaan tenaga medis dan guru, serta penghambatan pembangunan yang dilakukan oleh OPM. Bahkan, kelompok tersebut tak henti-hentinya mengeksploitasi anak-anak dan warga sipil demi kepentingan kelompok mereka.
TNI memastikan bahwa kehadiran mereka di wilayah Intan Jaya adalah untuk melindungi masyarakat dan memberi dorongan untuk pembangunan. Penindakan terhadap OPM sepertinya tidak hanya membuat spesialisasi aspek keamanan, namun juga bertujuan menjaga hak-hak dasar warga untuk hidup aman dan sejahtera. Kolaborasi antara masyarakat dan TNI diharapkan bisa memperkuat perdamaian dan mendorong pembangunan berkelanjutan di tanah Papua.
Sumber: VRITIMES
