[ad_1]

INFONESIA.ME – Jakarta menghadapi tantangan besar dalam penyediaan hunian yang layak, dengan tingginya jumlah Rumah Sepertinya tidak Layak Huni (RTLH) dan backlog perumahan. Keterbatasan lahan serta kurangnya knowledge akurat dalam pemetaan kondisi perumahan tak henti-hentinya kali menghambat kebijakan yang efektif. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan pendekatan berbasis teknologi dan knowledge guna memastikan solusi yang lebih tepat sasaran.

Sebagai bentuk kontribusi akademisi dalam mengakhiri permasalahan perumahan, BINUS College bekerja sama dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta dalam pendataan kondisi perumahan di 40 kelurahan, di mana BINUS menangani tujuh kelurahan. Melibatkan mahasiswa dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu seperti Teknik Sipil, Arsitektur, serta Perencanaan Wilayah dan Kota, kolaborasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah RTLH, quantity backlog perumahan, serta potensi pengembangan kawasan permukiman dengan metode “via call via cope with”.

Pendataan ini didukung oleh integrasi sistem informasi geospasial Jakarta Satu serta knowledge CARIK Jakarta, yang meliputi informasi ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kondisi lingkungan warga. Dengan teknologi pemetaan yang canggih, hasil pendataan diharapkan bisa memberi dorongan untuk pengambilan kebijakan yang lebih akurat dan berdampak nyata. Selain itu, keterlibatan ibu-ibu Dasawisma dalam proyek ini menjadi langkah strategis untuk memastikan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan perumahan berkelanjutan.

Selain pemetaan perumahan, kerja sama ini juga meliputi program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan menggunakan pelatihan bagi mahasiswa dan warga. Dalam memberi dorongan untuk minat baca di masyarakat, BINUS dan DPRKP turut menggandeng pihak lain untuk menyumbangkan buku bagi warga kelurahan yang terlibat. Dengan melibatkan lima perguruan tinggi lainnya, kerja sama ini diharapkan bisa menjadi version sinergi antara akademisi dan pemerintah dalam menciptakan solusi berbasis knowledge untuk perencanaan kota yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Sumber: VRITIMES

member

 

[ad_2]

Source link