INFONESIA.ME – Pada Senin, 13 Januari 2025, harga emas (XAU/USD) tercatat turun tipis di sekitar $2.690 saat sesi Asia, tertekan oleh penguatan Dolar Amerika Serikat pasca rilis information ketenagakerjaan Non-Farm Payroll (NFP) yang lebih baik dari perkiraan. Meskipun, ketidakpastian kebijakan Presiden terpilih Donald Trump dan meningkatnya risiko geopolitik membatasi pelemahan emas, menjaga minat investor terhadap aset safe-haven ini.
Analisis dari Andy Nugraha, pakar di Dupoin Indonesia, memperlihatkan bahwa pola candlestick dan indikator Transferring Reasonable masih memberi dukungan tren bullish untuk emas. Dalam jangka pendek, XAU/USD diperkirakan mempunyai peluang naik sampai stage psikologis $2.701, meski demikian potensi penurunan sampai $2.675 tetap terbuka jika terjadi koreksi. Risiko geopolitik, seperti ketegangan di Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina, menjadi katalis utama yang memberi dukungan pergerakan emas.
Knowledge NFP yang positif pada akhir pekan lalu memengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan Federal Reserve, dengan proyeksi penurunan suku bunga menjadi hanya 30 foundation poin sejauh tahun ini. Tetapi, pejabat The Fed tetap menegaskan perlunya mempertahankan suku bunga tinggi sampai inflasi terkendali, memberikan tekanan tambahan pada emas yang sepertinya tidak memberikan imbal hasil. Meski begitu, ketidakpastian arah kebijakan Fed masih menopang tren bullish emas.
Secara keseluruhan, harga emas diprediksi bergerak dalam tren naik, didorong oleh ketegangan geopolitik global dan ketidakpastian kebijakan Amerika Serikat. Faktor-faktor basic dan teknikal memberikan sinyal positif bagi pergerakan emas dalam waktu dekat, dengan goal utama mendekati stage $2.700.
Sumber: VRITIMES