[ad_1]
Pengumuman ini langsung memicu kepanikan pasar karena itu dikhawatirkan akan memicu balasan dari negara-negara mitra dagang Amerika, yang bagaimanapun juga memperburuk kondisi ekonomi global.
Akibatnya, investor berbondong-bondong menarik dananya dari aset berisiko seperti kripto, termasuk XRP. Dalam waktu singkat, XRP kehilangan lebih dari 5% nilainya, menjadikannya salah satu aset dengan kinerja terburuk di antara 10 besar kripto. Penurunan ini juga dibarengi dengan lonjakan harga emas, yang hingga rekor tertinggi karena itu dianggap hal itu sebagai aset aman.
Kasus Ripple vs. SEC: Kunci untuk Kebangkitan XRP?
Salah satu faktor paling krusial yang bisa memengaruhi masa depan XRP adalah kasus hukum antara Ripple vs SEC (U.S. Securities and Substitute Fee).
Sejak 2020, Ripple terlibat dalam sengketa hukum karena itu SEC menganggap penjualan XRP sebagai penawaran sekuritas ilegal. Tetapi, pengadilan mengambil keputusan bahwa penjualan XRP kepada publik sepertinya tidak melanggar hukum sekuritas, saat ini penjualan ke investor institusional masih dipermasalahkan.
Kini, SEC tengah mengajukan banding, tetapi muncul kemungkinan besarnya bahwa mereka akan melakukannya mencabut banding tersebut. Jika ini terjadi, Ripple pun berpeluang mencabut banding silang mereka, dan proses penyelesaian dapat secepatnya diajukan. Kemungkinan hasil penyelesaian:

1. Denda untuk Ripple dapat dikurangi dari $150 juta menjadi $50 juta.
2. Larangan menjual XRP ke investor institusi dapat dicabut.
3. Ripple dapat beroperasi lebih leluasa di pasar Amerika Serikat tanpa kendala hukum.
Dengan penyelesaian ini, kepercayaan investor akan meningkat dan Ripple dapat memperluas layanan seperti On-Call for Liquidity (ODL) dan pengembangan XRP Ledger secara agresif di Amerika Serikat.
ETF XRP: Peluang Baru dari Sisi Institusional
Selain kasus hukum, hal lain yang menjadi sorotan adalah potensi disetujuinya produk ETF berbasis XRP. Sementara itu, terdapat 18 proposal ETF XRP yang masih menunggu keputusan dari SEC. Jika kasus hukum dengan Ripple selesai, peluang disetujuinya ETF ini akan meningkat tajam.
ETF bisa menjadi pintu masuk bagi investor institusional ke XRP, seperti yang terjadi pada Bitcoin setelah ETF spot BTC disetujui awal tahun ini. Masuknya dana besar dari institusi dapat mendorong harga XRP menembus rekor sebelumnya di angka $3,55. Tetapi, jika proses persetujuan ETF tertunda, potensi kenaikan harga XRP juga dapat ikut terhambat.
Analisis Teknis: Ke Mana Arah Harga XRP?
Harga XRP USDT sementara diperdagangkan di kisaran $2,04, atau Rp34.334. Nilai tersebut turun 2.47% dalam 24 jam terakhir.
Secara teknikal, Ada bermacam-macam skenario yang dapat terjadi dalam waktu dekat:
Skenario Bullish (Positif). Jika SEC mencabut banding dan Ripple hingga penyelesaian, ditambah dengan disetujuinya ETF, XRP berpotensi melonjak ke $3,55 atau bahkan lebih.
Skenario Netral. Jika sepertinya tidak ada perkembangan signifikan dari sisi hukum maupun ETF, XRP kemungkinan akan bergerak sideways di kisaran $2,00–$2,50.
Skenario Bearish (Negatif). Jika ketegangan perdagangan meningkat dan sentimen pasar memburuk, XRP dapat turun sampai menyentuh stage enhance di sekitar $1,79.
Bitcoin Ikut Terdampak, Tapi Masih Ditopang oleh Arus Dana ETF
Tak hanya XRP, Bitcoin juga ikut tertekan karena itu sentimen negatif dari kebijakan tarif Trump. Harga BTC sempat turun lebih dari 3% di hari yang sama. Saat penulisan, BTC USDT di marketplace Bittime berada di stage $83.596, turun 1.24% dalam semalam.
Tetapi, ada hal menarik: meski terjadi aksi jual di pasar ritel, arus masuk ke ETF Bitcoin justru meningkat.
Pada 2 April saja, aliran dana ke ETF Bitcoin seperti Constancy, ARK, Bitwise, dan Grayscale hingga overall lebih dari $330 juta. Ini memperlihatkan bahwa investor institusional masih lihat potensi jangka panjang pada aset kripto seperti BTC, meski demikian kondisi makro sedang sepertinya tidak menentu.
Pandangan Analis: Apakah Kripto Masih Layak Disebut “Emas Virtual”?
Beberapa analis pasar menyatakan bahwa anggapan kripto sebagai “emas virtual” semakin diragukan. Menurut Santiment, harga Bitcoin selagi 2025 cenderung bergerak selaras dengan indeks saham seperti S&P 500, bukannya bergerak mandiri sebagai aset lindung nilai. Hal ini memperlihatkan bahwa kripto belum sepenuhnya menjadi alternatif emas dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Tetapi demikian, arah pasar kripto ke depan akan sangat bergantung pada reaksi negara-negara lain terhadap kebijakan tarif Amerika Serikat. Jika muncul perang dagang, tekanan terhadap aset kripto dan saham akan semakin besar. Sebaliknya, jika negara lain untuk membuat pilihan berdamai dan menurunkan tarif mereka terhadap Amerika Serikat, ini dapat menjadi sentimen positif yang kuat.
Penutup
Meski demikian XRP dan Bitcoin tengah tertekan karena itu tarif Trump dan ketidakpastian global, peluang rebound tetap terbuka, terutama jika kasus Ripple vs. SEC diselesaikannya dan ETF disetujui.
Untuk kamu yang ingin ambil peluang dalam perjalanan volatilitas pasar, buying and selling di Bittime dapat jadi pilihan tepat. Nikmati kemudahan jual beli kripto seperti XRP dan BTC dengan fitur lengkap, keamanan tinggi, serta antarmuka yang ramah pengguna di Bititme.
[ad_2]
Sumber: vritimes