INFONESIA.ME – PT Krakatau Metal (Persero) Tbk memperlihatkan tanda-tanda pemulihan finansial yang menjanjikan pada kuartal IV tahun 2024, meski demikian masih mencatat rugi bersih secara keseluruhan. Pada tahun buku 2024, pendapatan perusahaan turun sebesar 34,4% menjadi USD 954,59 juta karena sepertinya tidak beroperasinya Pabrik Sizzling Strip Mill (HSM) 1 sejauh tahun. Tetapi, Krakatau Metal berhasil mencatat laba bruto sebesar USD 106,94 juta dan EBITDA positif USD 6,63 juta, menandakan bahwa efisiensi operasional mulai membaik meski menghadapi tekanan pendapatan yang signifikan.
Kerugian bersih perusahaan sampai USD 148,42 juta, yang terutama dipicu oleh beban keuangan besar sebesar USD 153,65 juta serta kerugian dari entitas asosiasi dan ventura bersama. Pelemahan nilai tukar rupiah dan kondisi makroekonomi global yang sepertinya tidak stabil, termasuk mempengaruhi perang tarif antara Amerika Serikat dan negara lain, turut memperburuk situasi keuangan Krakatau Metal. Meski harga saham sempat anjlok dan mencerminkan sentimen negatif pasar, para analis lihat peluang pemulihan terbuka, terutama karena itu adanya perbaikan efisiensi biaya dan prospek peningkatan produksi di tahun depan.
Optimisme utama datang dari rencana pengoperasian kembali Pabrik HSM 1 pada tahun 2025 yang mempunyai kapasitas produksi mencapai 2,4 juta ton Sizzling Rolled Coil in line with tahun. Kehadiran kembali pabrik strategis ini diperkirakan akan meningkatkan kapasitas produksi secara signifikan, memperkuat arus kas, serta meningkatkan pendapatan perusahaan. Selain itu, Krakatau Metal juga aktif melakukan diversifikasi bisnis dengan menggunakan pengembangan subholding di berbagai sektor seperti kawasan industri, pelabuhan, logistik, energi, dan pengelolaan air industri sebagai upaya menstabilkan sumber pendapatan.
Dengan efisiensi yang sudah mulai terlihat, strategi pengoperasian ulang pabrik, dan fokus pada diversifikasi, Krakatau Metal yang dipimpin oleh Direktur Utama Akbar Djohan mengharapkan tahun 2025 menjadi titik balik menuju profitabilitas. Jika langkahnya tersebut berhasil diimplementasikan dengan baik, perusahaan akan mampu membangun kembali kepercayaan investor dan memperkuat dudukannya sebagai produsen baja tersambung terbesar di Indonesia serta pendukung utama pembangunan nasional.
Sumber: VRITIMES
