BandungBarat, Info-Nesia.me //forum Musyawarah Mufakat Bandung Barat (FM2BB) dan Kompak Desi terus menyuarakan penolakan terhadap pengusungan partai terhadap calon kepala daerah dari kalangan artis. Hasil kesepakatan tersebut, sudah disampaikan kepada partai politik peserta pilkada.

Namun, FM2BB hanya bisa mengelus dada. Jawaban partai politik, jika pengusungan terhadap artis, hak progratif dari parpol di tingkat pusat.

“Yang terpenting kita sudah sampaikan sebagai catatan tanggung jawab moral masyarakat KBB dalam mensikapi kondisi KBB kekinian,” ujar Ketua Dewan Pembina Forum Musyawarah Mufakat Bandung Barat (FM2BB) dan Kompak Desi, Haji Budi
Sudrajat baru-baru ini.

Budi menyikapi itu, FM2BB akan turun langsung ke masyarakat untuk menyosialisasikan kriteria calon pemimpin yang layak membenahi KBB.

“Itu perlu disosialisasikan hingga akar rumput. Makanya FM2BB setelah memasang spanduk dan baligho penolakan calon dari kalangan artis, akan melakukan sosialisasi hingga masyarakat di tiap-tiap kecamatan, dan kegiatan ini akan terus berlangsung,” tegas Budi.

Budi menuturkan, pihaknya telah membangun kesepakatan dengan partai-partai non parlemen yang mempunyai kesepahaman yang sama.

“Kita akan melangkah sosialisasi ini pada minggu depan dan kegiatan ini tidak dibiayai oleh salah satu kandidat tapi murni biaya saya sendiri sebagai bentuk kecintaan terhadap Bandung Barat,” tuturnya.

Materi yang akan disampaikan mengajak masyarakat memilih calon putra daerah yang berpotensi mengusung nilai-nilai kearifan lokal.

“Juga mengerti dan paham soal daerahnya, dikenal dan mengenal daerahnya, punya integritas moral ke daerahan juga punya pemikiran berlian untuk kemajuan daerah,” sebutnya.

Namun yang paling utama, mencintai dan sense of belonging terhadap KBB yang saat ini tengah terpuruk.

“Kata isitilah Sundana mah moal aya deui nunyaah, salain putra daerah jeng moal ngawujud silih asih silih asah silih asuh jeng dulur sakasur dulur salembur iwal ku pamimpin putra daerah,” tuturnya seraya menambah pesan ke masyarakat “Kudu asak-asak ngejo, bisi tutung tambagana. Kudu asak-asak nenjo, bisi kaduhung jagana”.

Pepatah Sunda itu mengandung arti “Harus benar-benar matang dalam menjatuhkan pilihan agar tidak menyesal di kemudian hari,”.

Jati kasilih ku junti = Yang baik terkalahkan oleh yang jelek / yang asli tertukar oleh imitasi (palsu).

(**)