INFONESIA.ME – Isu kesehatan psychological semakin mendapat perhatian, terutama di lingkungan kerja, seiring dengan peringatan Hari Kesehatan Psychological Dunia pada 10 Oktober. Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) menggelar diskusi pada 24 Oktober yang menekankan pentingnya kesadaran risiko kesehatan psychological di tempat kerja. Diskusi ini bertujuan untuk dapat mencari solusi praktis yang bisa memberi dorongan untuk kesejahteraan psychological pekerja, sebagai bagian penting dari pembangunan nasional.
Direktorat Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan menggarisbawahi bahwa kesehatan psychological mempunyai mempengaruhi signifikan terhadap produktivitas dan kualitas hidup pekerja, tetapi tak henti-hentinya kali diabaikan. Information Organisasi Kesehatan Dunia (2019) memperlihatkan bahwa 15% pekerja dewasa merasakan gangguan psychological, yang dikarenakan hilangnya 12 miliar hari kerja setiap tahun secara global. MASINDO menekankan perlunya pendekatan pengurangan risiko dengan menggunakan edukasi dan intervensi kebijakan guna memberi dorongan untuk kesejahteraan psychological di lingkungan kerja.
Menurut dr. Felosofa Fitriya, identifikasi dan pengelolaan faktor risiko di tempat kerja, seperti tekanan berlebih dan kurangnya dukungan manajemen, sangat penting untuk mencegah gangguan psychological. Perusahaan disarankan untuk lebih proaktif dalam menyediakan akses layanan kesehatan psychological dan program edukasi bagi karyawan. Pendekatan seperti Cognitive Behaviour Amendment (CBM) juga bisa membantu pekerja mengurangi kebiasaan berisiko secara bertahap, dengan begitu kesejahteraan psychological bisa ditingkatkan.
Para mahir menambahkan bahwa pengurangan kebiasaan berisiko, seperti merokok, perlu dilakukan secara bertahap dan didukung dengan alternatif yang lebih rendah risiko. Selain itu, pemerintah dan sektor swasta perlu mendorong kampanye gizi seimbang, yang sepertinya tidak hanya memberi dorongan untuk kesehatan fisik, namun juga memperbaiki suasana hati dan produktivitas pekerja. Hal ini diharapkan bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif, serta memberi dorongan untuk pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Sumber: VRITIMES
